Selasa, 15 Desember 2009

"M e n u l i s"

Bismillaah....

salaam..................

M en u l i s...


Menulis...sebenarnya sangat menyenangkan

Dengan menulis, kita dapat meluapkan isi hati
Dengan menulis, kita bisa berekspresi
Dengan menulis, kita tuangkan segala isi hati
Dan dengan menulis, kita bisa bercerita

Namun tulisan kadang dapat
menimbulkan kesalah fahaman
Dengan tulisan, dapat
membuat emosi memuncak

Hal itu disebabkan karena intonasi
udalam membaca suat tulisan
Satu kalimat tulisan yang sama
namun dengan intonasi yang berbeda
dapat menimbulkan perbedaan makna
Itulah kendala dari sebuah tulisan

Tapi walau demikian
menulis memang tetap menyenangkan
Orang yang tak pandai bicara
bisa menyampaikan uneg-uneg
Orang yang bisu dan tuli
bisa menumpahkan segala isi hati

itulah ....
tulisan dan menulis...

Namun kadang dalam menulis
kita juga punya kendala
butuh ide yang cemerlang,
waktu yang tepat
dan pikiran yang cemerlang

Selain itu kadang kita ragu
utamanya bagi para pemula
Rasa khawatir, cemas, ragu
bahwa tulisannya jelek
dan akan dicela orang
itu termasuk kendala...

Tapi siapa takut...
Cobalah...cobalah...dan cobalah
jika tak pernah dicoba
siapa yang tahu...
Kuncinya adalah
keberanan dan keyakinan
awalilah dengan kata suci
Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

wassalam

*) Akibat Durhaka Kepada Ibu

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Salaam,

*) Akibat Durhaka Kepada Ibu


Awam bin Hausyab pernah berkisah:
“Suatu hari aku melewati sebuah daerah yang di situ tterdapat sebuah kuburan. Ketika selepas Ashar aku melewati kuburan itu, tiba-tiba aku melihat kuburan itu terbelah lalu muncullah sebuah mayat laki-laki bertubuh manusia namun berkepala keledai. Ia kemudian meraung tiga kali persis seperti suara raungan keledai.

Setelah dia meraung, mayat itu kembali ke kuburannya lalu kuburannya menutup kembali seperti sedia kala.
Tidak jauh dari kuburan tadi, tampak seorang nenek sedang asyik memintal benang wol. Di tengah rasa heran, tiba-tiba ada seorang perempuan berkata kepadaku, “Tahukah kau siapa nenek-nenek itu?”
Aku menjawab, “Tidak.”
Wanita itu berkata kembali, “Nenek-nenek itu adalah ibunya mayat laki-laki tadi,”

Berbalik aku yang bertanya, “Kenapa bisa begitu, bagaimana ceritanya?”

Wanita itu kemudian bercerita, “Dahulu, si mayat atu peminum arak. Bila sore tiba, ibunya selalu menasihatinya, ‘Anakku, bertaqwalah kepada Allaah, sampai kapan kau akan terus minum arak sepeerti ini?”
Anaknya malah menjawab, ‘Diam kau, kau selalu meraung-raung seperti keledai saja.’  

Kemudian putranya tadi meninggal dunia setelah Ashar. Setelah meninggal, hampir setiap hari persisi selepas Ashar, kuburannya selalu terbelah dan dia muncul meraung-raung seperti keledai sebanyak tiga kali. Sesudah itu, dia kembali ke kuburannya dan kuburannya pun kembali merapat seperti semula.” 

semoga bermanfa'at

Wassalaam

"Jeritan Hati Seorang Ibu"

"Jeritan Hati Seorang Ibu"

Salaam

Di suatu sore, ketika putriku sedang online dan melakukan obrolan dengan temannya, 

tiba-tiba dia berteriak, 'innalillaahi wa inna ilaihi rooji'uun'. 

"Lo, siapa yang meninggal Mbak?" yanyaku.

"Itu Bu, adik kelasku anak kelas dua meninggal ketabrak truk," jawabnya.

'Dug......,'  rasanya dadaku berdegup kencang. "Astaghfirullaah, innalillaahi," ucapku. 

"Di mana kecelakaannya Mbak?" tanyaku penasaran.

"Itu di daerah Hertasning, dia lagi tugas bersama denga ketua osis ngumpulkan dana untukk acara Pensi, baru aja aku ketemu dia tadi. Mmm anak cakep lagi Bu', " kata putriku.

"Dia dibonceng, dan tiba-tiba di jalan ada onggokan pasir, mungkin agak ngebut, lalu coba menghindar ternyata terjatuh dan gak tahunya dari arah belakang muncul sebuah truk beroda enam, dia terpental dari boncengannya, jatuh dan langsung disambar oleh truk yang tepat berada di belakangnya," jelas putriku.

"Udah gitu dia masih sempat melambaikan tangannya minta pertolonga, tapi udah gak ada suara, sedangkan ketua osisnya juga jatuh terpental jauh darinya, dia hanya bisa melihat kawannya terlindas tapi tak mampu berbuat apa-apa," tambah putriku lagi.

Tiba-tiba tubuhku merinding. "Ya Allaah, jauhkanlah dan lindungilah anak-anakku dari segala macam bahaya yang mengintainya, dan matikanlah mereka dalm khusnul khotimah, amiin," jeritku dalam hati.

Tak bisa kubayangkan bagaimana jeritan hati sang Ibu mendengar dan engetahui keadaan putranya, 'Ya Allaah berilah kekuatan kepadanya.'

Sejak mendengar peristiwa tragis itu, jika sedang berada di jalan raya selalu pikiranku melayang membayangkan dan mencoba merasakan apa yang dialami oleh anak malang itu. Dan aku terus berdo'a agar kami terhindar dari bencana yang kami tidak sanggup menanggunya. 'Ya Allaah, ampunilah dosa dan kesalahan anak itu juga kedua orang tuanya, terimalah ia sebagai anak yang berbakti, amiin," hanya itu yang dapat kupanjatkan.

"Berilah kesabaran dan ketabahan kedua orang tuanya, dan berilah ganti dengan yang lebih baik darinya, amiin."

"Ya Allaah, aku tahu bahwa ENgkau punya Kuasa menentukan apa pun kehendakMu, masukkanlah kami ke dalam kehendakmu  san jauhkanlah kami dari segala marabahaya. Hanya kepada-Mulah kami berpasrah diri, tuntunlah da bimbinglah kami, ampunilah segala kesalahan kami dan masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang Engkau ridloi, amiin."

Walau pun peristiwa itu telah cukp lama beralalu, tapi kengerian itu masih tetap membayang dipelupuk mataku....

Seolah aku melihat langsung peristiwa mengerikan itu.....

Ya ALlaah, na'udzubillaahi minzalik, lindngilah kami.........amiin..........

Wassalaam

Minggu, 29 November 2009

   
No NABI Nama Nabi dan Nasabnya;  Perkiraan Priode Sejarah Perkiraaan Tahun Diutus;  Sebutan kaumnya; Tempat diutus;  Jumlah Penyebutan didalam Al-Qur'an;  Keturunannya;  Peninggalan danbukti-bukti Kenabian; Tempat Wafat
   

1)  Adam as. 

Allaah berfirman: "(Ingatlah), ketika Robbmu berfirman kepada para malaikat, 'Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dan lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan (kejadiannya), dan Aku telah meniupkan ruh (ciptaan)-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kalian kepadanya, dengan bersujud'." [QS. 15.Al-Hijr: 28-29];  5872 - 4942 SM;  Keturunan Adam pertama;   India, ada pula yang berpendapat Jazirah Arab;  25 kali;  40: laki-laki dan perempuan;  Allaah menciptakan dan meniupkan ruh kepada Adam dengan kekuasan-Nya. Setelah itu, Dia memerintahkan melaikat memberikan sujud penghormatan kepadanya, bukan sujud pengagungan. Allaah mengajarinya nama segala hal, menurunkannya ke bumi sebagai khalifah, da menurunkan kepadanya sepuluh shuhuf. Al-Qurthubi mengatakan: 'Orang yang pertama membangun Ka'bah adalah Adam;  India ada juga yang berpendapat di Mekkah.

2)  Idris as.;  Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qoinan bin Anusy bin Syits bin Adam;  4533 - 4188 SM;  4350 SM;  Keturunan Qobil;  Irak Kuno;  2 kali;  Mutawasylah beserta sekelompok anak laki-laki dan perempuan;  Dia adalah keturunan Nabi Adam pertama yang diangkat sebagai Nabi setelah Adam dan Syits. Dia juga orang pertama yang menulis dengan pena. Selain itu, dia terkenal dengan berbagai nasihat dan etikanya seperti ucapannya, 'Perkara terbaik di sunia adalah kesedihan, sedangkan perkara terburuk adalah penyesalan'." Allaah mengangkatnya ke langit.

3)  Nuh as.;  Nuh bin Lamak bin Mutawasylah bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qoinan bin Anusy bin Syits bin Adam;  3993 - 3043 SM; 3650 SM;  Kaum Nuh;   Selatan Irak;  43 kali;   4 putera;  Rosul pertama di bumi, seperti yang disebutkan dalam hadits shohih. Nuh mengajak kaumnya beribadah di kepada Allaah, tetapi mereka mendustakannya. Dalam melaksanakan da'wahnya, dia merasa kesulitan dan kepayahan. Kemudian, Allaah mengutusnya membuat perahu besar agar dia dan kaumnya yang beriman selamat dari banjir dahsyat, yang akan dikirimkan Allaah kepada orang-orang kafir;  Makkah al-Mukarromah

4)  Hud as.;  Hud bin Abdullah bin Rabbah bin al-Khukud bin 'Ad bin Aush;  2450 - 2320 SM;  2400 SM;   Kaum 'Ad Al-Ahqof;   7 kali;   Dia adalah keturunan Nabi Adam pertama yang diangkat sebagai Nabi setelah Adam dan Syits. Dia juga orang pertama yang menulis dengan pena. Selain itu, dia terkenal dengan berbagai nasihat dan etikanya seperti ucapannya, 'Perkara terbaik di sunia adalah ke Bagian timur Hadramaut; Hadra Maut.

5)  Sholih as.;   Sholih bin Ubaid bin Asif bin Masah bin Ubaid bin Hadzir bin Tsamud bin Amir bin Iram bin Sam bin Nuh;  2150 - 2080 SM; 1900 SM;   Kaum Tsamud;  Daerah al-Hijr;  9 kali;   Allaah menguatkan da'wahnya dengan mu'jizat berupa unta. Allaah berfirman dalam surah al-A'rof, "Ini (seekor) unta betina dari Allaah sebagai tanda untuk kalian." [QS. Al-A'rof: 73]. Namun, kaumnya mendustakan dan menuduhnya, seprti firman Allaah berikut: "Pada (kisah kaum) Tsamud, ketika dikatakan kepada mereka, 'Bersenang-senanglah kalian sampai waktu yang ditentukan.' Lalu mereka berlaku angkuh terhadap perintah Robnya, maka mereka disambar petir sedang mereka melihatnya. Maka mereka tidak mampu bangun dan juga tidak endapat pertolongan." [QS. Adz-Dzariyat (51): 43-45]; Makkah al-Mukarromah

6)   Ibrohim as.;   Ibrohim bin Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh;   1997 - 1822 SM;  1900 SM;   Bangsa Kaldan Ur di daerah Irak;   69 kali;   13 anak;   Dia adalah Kholilullaah (kekasih Allaah), bapak para Nabi (penghulu para Nabi). Allaah menyelamatkannya dari api yang dikobarkan kaumnya. Lalu, Allaah memerintahkan Ibrahim beserta anaknya, Isma'il untuk membangun Ka'bah (Baitullaah).  Allaah berfirman:  "(Ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullaah bersama Isma'il seraya berdo'a, 'Ya Robb kami, terimalah ('amal) dari kami. Sungguh Engkau-kahYang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.' " [QS.2. Al-Baqoroh: 127].  Allaah menurunkan kepadanya 10 suhuf;  Al-Kholil (Hebron)

7)   Luth as.;  Luth bin Haran bin Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh;   1950 - 1870 SM;   1900 SM;   Kaum Luth Sodom dan Amurah;   27 kali;   2 putri;   Dia dikenal sebagai orang yang keras dalam melawan kemungkaran menentang perbuatan penduduk Sodom dan Amurah yang melakukan perbuatan keji (sodomi) .  Allaah berfirman: "Mengapa kalian medatangi jenis laki-laki. Di antara manusia (berbuat homoseks) dan kalian tinggalkan (perempuan) yang diciptakan Robb untuk menjadi istri-istri kalian. Kalian (memang) orang-orang yang melampaui batas." [QS. asy-Syu'aro' (26)] 165-166. Allaaah menyelamatkan Luth beserta orang yang mengimaninya dari azab yang menimpa kaumnya, yang ingkar.;  Desa Safrah di Syam (Syria)

8)   Ismail as.;   Ismail bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin Abar bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh;   1911 - 1774 SM;   1850 SM;   Amaliq dan Kabilah Yaman Makkah al-Mukarromah;   12 kali;   12 anak;   Saat kecil, Allaah memuliakannya dengan memancarkan air Zam-zam dari bawah kedua telapak kakinya. Dia adalah seorang pemberani, penyabar dan penepat janji. Allaah berfirman: "Ceritakanlah (Muhammad), kisah Isma'il di dalam Kitab (al-Qur'an). Dia sungguh seorang yang benar janjinya, seorang rosul dan nabi. Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) sholat dan (menunaikan) zakat, dan dia adalah seorang yang diridloi di sisi Robbnya." [QS. 9. Mariyam]: 54-55 ;  Makkah al-Mukarromah

9)  Ishaq as.;   Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh;  1897 - 1717 SM;   1800 SM;   Bangsa Kan'an Kota al-Khalil;  17 kali;   2 anak;   Ketika beliau (Nabi Ibrahim) berumur 100 tahun, istrinya Sarah, yang pada saat itu sudah tua dan mandul, melahirkan Ishaq, seperti firman Allaah, "Dia (istrinya) berkata, 'Sungguh ajaib, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku sudah tua, dan suamiku ini sudah sangat tua? Ini benar-benar suatu yang ajaib." [QS. Hud: 72]. Ishaq dikenal sebagai orang yang sholeh, jujur, santun, penyayang, bijak dan sabar.;   al-Khalil (Hebron)

10)   Ya'qub as.l   Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Ibunya adalah Rufqoh binti Batuil bin Nahur bin Azar. Allaah menamakannya dengan Isro'il yang dalam bahasa ibrani berarti Ruhullaah;   1837 - 1690 SM;   1750 SM;   Bangsa Kan'an Syam 16 kali 12 anak Ya'qub kehilangan penglihatannya karena kesedihannya yang mendalam atas hilangnya Yusuf sebab dicelakai oleh saudara-saudaranya. Pada usia senjanya, Allaah mengembalikan penglihatannya dan memepertemukannya kembali dengan Yusuf. Allaah berfirman, "Maka ketika telah tiba pembawa jabar gembira itu, maka diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Ya'qub), maka ia dapat melihat kembali." [QS. Yusuf: 96];   al-Khalil (Hebron)

11)   Yusuf as.;   Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azarbin Nahur bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh;   1745 - 1635 SM;   1715 SM;   Heksos dan Bani Isro'il Mesir;   27 kali;   2 anak laki-laki dan 1 perempuan;   Yusuf dikenal sifatnya yang selalu menjaga kesucian dirinya, amanah, santun, sabar, serta berlapang dada. Saudara-saudaranya memusuhi Yusuf karena ayah mereka terlalu sayang kepadanya. Dia berwajah amat tampan, berkemampuan menakwil mimpi, dan pema'af saat mampu membalas. Hal ini terbukti saat saudara-saudaranya datang menemui dia di Mesir. Karena itu, Allaah menjadikannya penguasa di bumi saat itu.; Nablus

12)   Syu'aib as.;   Syu'aib bin Mikail bin Yasyjur bin Madyan bin Ibrahim bin Azar bin Nahir bin Saruj bin Ra'u bin Falij bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh;   1600 - 1490 SM;   1550 SM;   Madyan dan Ashhabul Aikah Madyan;   11 kali;   2 anak pr;   Ahli tafsir memberikan gelar Khotibul Anbiya' (sang orator). Hal ini karena kepiawian Syu'aib as. Mendebat, memberikan argumen, dan menyangkal kebohingan kaumnya. Allaah mengutudnya kepada kaum Madyan dan Ashabul Aikah. Kedua kaum tersebut akhirnya ditimpa adzab sebagai akibat keingkaran mereka terhadap ajaran Nabi Syu'aib as.;   Madyan

13)   Ayub as.;   Ayub bin Amush bin Tawakh bin Rum bin al-'Aish bin Ishaq bin Ibrahim;   1540 - 1420 SM;   1500 SM; Bangsa Arami dan Amori Dataran Hauran 4 kali 26 anak Ayub as. Terkenal dengan kesabarannya menerima cobaan Allaah. Allaah berfirman: "(Ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdo'a kepada Robnya, '(Ya Robbku), sungguh aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Robb Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.' Maka Kami kabulkan do'anya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya. (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami." [QS. 21.al-Anbiya' : 83-84];   Dataran Hauran

14)   Dzulkifli as.;   Dzulkifli adalah Bisyir bin Ayub bin Amush bin Tawakh bin Rum bin al-'Aish bin Ishaq bin Ibrahim;   1500 - 1425 SM;   1460 SM;   Bangsa Arami dan Amori Damaskus dan sekitarnya;   2 kali;   Sebagian sejarawan mengatakan bahwa Dzulkifli menanggung urusan dan kebutuhan kaumnya serta memerintah dengan adil. Oleh karena itu dinamakanlah dia, Dzulkifli Ibnu Katsir mengunggulkan pendapat tentang kenabiannya berdasarkan pujian dan sanjungan al-Qur'an kepadanya bersama para pemuka dan Nabi yang lain. Damaskus

15 Musa as. Musa bin Imron bin Qahats bin Azar bin Lawi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim 1527 - !407 SM 1450 SM Fir'aun dan Bani Isro'il; Sinai di Mesir;   136 kali;   2 anak;   Allaah menjaganya sejak kecil dari rencana jahat Fir'aun. Musa juga diberi gelar Kalimullah, karena Allaah berfirman langsunmg kepadanya di Gunung Thur. Musa diberikan tujuh mu'jizat yang nyata. Allaah menyelamatkan dia beserta kaumnyadari siksaan Fir'aun. Selain itu, bani Isro'il menentang dakwahnya di daerah Sinai sehingga Allaah mengurung mereka di daerah Tih selama 40 tahun.;   Daerah Tih

16)   Harun as. Harun bin Imron bin Qahatas bin Azar bin Lawi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim;   1531 - 1408 SM;   1450 SM;   Fir'aun dan Bani Isro'il; Sinai di Mesir;   19 kali;   Dia adalah seorang Nabi dan menteri. Harun merupakan tangan kanan Nabi Musa dalam berdakwah kepada Fir'aun dan bani sro'il. Allaah berfirman: "Saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya dariku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku. Sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku." [QS. 28.al-Qashash: 34];   Daerah Tih

17)   Dawud as.;   Dawud bin Isya bin Uwaibid bin Bu'adz bin Salmun bin Hasyun bin Aminadab bin Aram bin Hashrun bin Yahudza bin Ishaq;   1041 - 971 SM;   1010 SM;   Bani Isro'il Palestina;   16 kali;  1 anak;   Allaah mengajarkannya bahasa burung; menjadikan gunung-gunung bertasbih bersamanya; melunakkan besi di tangannya; memberikan kemampuan membuat baju perang yang kuat. Selain itu Allaah juga menurunkan epadanya kitab Zabur, satu di antara kitab Samawi. Allaah juga mengukuhkan kerajaan Dawud dan memberinya hikmah serta kebijaksanaan dalam memutuskan perkara. Pada usia 30 tahun, dia telah menjadi Raja bani Isro'il.;  Baitul Maqdis

18)   Sulaiman as.;   Sulaiman bin Dawud bin Isya bin Uwaibid bin Bu'adz bin Salmun bin Hasyun bin Aminadab bin Aram bin Hashrun bin Yahudza bin Ishaq ;  989 - 931 SM;   970 SM;   Bani Isro'il Palestina;   17 kali;   Rahab'am;   Allaah menganugerahi Sulaiman berupa kerajaan dan kenabian. Dia pun menjadi nabi sekaligus raja. Allaah mengajarinya bahasa burung. Allaah juga mengajarinya menaklukan angin, setan dan jin untuk melayaninya; memberikannya kemampuan untuk menurunkan hujan. Allaah juga mengalirkan sumber tenaga untuknya. Allaah berfirman: "Dia berkata, 'Yaa Robbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelah aku.'" [QS. 38. Shaad: 35] ;  Baitul Maqdis

19)   Ilyas as. Ilyas bin Yasin bin Fanhash bin Aizar bin Harun al-Wazir bin Imron bin Qohats bin Azar bin Lawi bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim;  910 - 850 SM;   870 SM;   Bangsa Fenisia Ba'labak 3 kali Ilyas dibesarkan di lingkungan keluarga yang sholeh dan wara'. Dia penyabar dan bijak, santun, sangat beriman, berbakti kepada keluarga, amat penyayang, cerdas serta pema'af ketika mampu membalas kejahatan orang lain;   Diangkat Allaah ke langit

20 Ilyasa' as.;  Ilyasa' bin Akhtub bin Syutlim bin Ifrayim bin Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim;   885 - 795 SM; 830 SM;   Bangsa Arami dan bani Isro'il Jaubar, Damaskus 2 kali Dia tumbuh di atas jalan petunjuk, kesholehan dan ketaqwaan. Dia sangat toleran kepada kaumnya, dan penyayang terhadap orang lain, bersih dan adil. Selain itu, dia menegakkan hukum sesuai dengan ajaran Allaah, seperti para nabi dan rosul lainnya;  . Palestina

21)   Yunus as.;   Yunus (Yunan) bin Matta. Matta adalah nama Ibunya, tidak ada dari para nabi yang dinasabkan kapada ibunya kecuali Yunus dan Isa. Nasabnya sampai ke Bunyamin bin Yusuf;   820 - 750 SM;   780 SM;   Bangsa Asyiria Ninawa, Irak;  6 kali;   Allaah berfirman: "Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rosul, (ingatlah) ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian dia ikut diundi, ternyata dia termasuk orang yang kalah (dalam undian). Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allaah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan hiu) sampai Hari Kebangkitan." [QS.39.Ash-Shoffat: 139-140];   Ninawa, Irak

22)   Zakaria as.;   Zakaria bin Dan bin Muslim bin Shaduq bin Hasyban bin Dawud bin Sulaiman bin Muslim. Nasabnya sampai ke Rahab'am bin Sulaiman;  91 SM - 31 M;  1SM -31 M;   Bani Isro'il Palestina 8 kali Dia menanggung beban dan merasa kesulitan saat menyampaikan kebenaran kepada umatnya hingga tulangnya menjadi lemah dan rambutnya dipenuhi uban. Lantas, pada usianya yang renta, Zakaria memohon kepada Allaah agar diberi seorang anak yang dapat membantu meneruskan dakwah di jalan-Nya. Allaah-pun mengabulkan permohonan itu dengan menganugerahkan Yahya.;   Halab (Aleppo)

23)   Yahya as.; Yahya bin Zakaria bin Dan bin Muslim bin Shaduq bin Hasyban bin Dawud bin Sulaiman bin Muslim. Nasabnya sampai ke Rahab'am bin Sulaiman;   1 SM - 31 M;   28 M;   Bani Isro'il Palestina;   4 kali;   Yahya tumbuh dalam kehidupan yang baik, waro', taqwa, dan menjaga kehormatan diri, menjauhi kemewahan dan kenikmatan duniawi. Pada usia mudanya, Yahya sering tinggal di gurun, memakan belalang dan menahan lapar, dan merasa cukup dengan rizki yang diberikan Allaah kepadanya. Selain itu, dia juga banyak beribadah, seorang pemimpin, dan wafat dalam keadaan syahid.;  Damaskus

24)   Isa as.l   Al-Masih Isa bin Mariyam binti Imron bin Matsana bin al-Azar bin al-Yur bin bin Akhtar bin Shaduq bin Ayazur. Nasabnya berakhir di Rahab'am bin Sulaiman;   1 SM - 32 M;   29 M Bani Isro'il Palestina;   25 kali;  Ibunya mengandung dengan mu'jizat dari Allaah. Isa dapat berbicara saat masih bayi. Allaah menurunkan kepadanya kitab Injil sebagai petunjuk bagi bani Isro'il. Selain itu juga, Allaah menganugerahinya berbagai mu'jizat nyata, seperti membuat burung dari tanah dan meniupkan ruh ke dalamnya, menyembuhkan orang yang buta dan sakit kusta, dan menghidupkan orang mati dengan izin Allaah.; Diangkat oleh Allaah ke langit.

25)   Muhammad Saw.;   Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Ma'd bin Adnan. Nasabnya sampai ke Nabi Ismail bin Ibrahim.;   571 - 632 SM;   610 M;   Bangsa Arab Mekah al-Mukarromah;   23 kali   Secara jelas;   7 anak;   Dia adalah penutup para Nabi  dan pemimpin para rosul. Allaah mengutus ke seluruh umat di bumi sebagai pemberi peringatan dan kabar gembira. Allaah berfirman: "Katakanlah (Muhammad), 'Wahai manusia sesungguhnya aku ini utusan Allaah bagi kalian.'" [QS. 7: 158]; Allaahmenganugarahinya mu'jizat inderawi  maupun ma'nawi, mu'jizat ma'nawi adalah al-Qur''an, sebagaimana friman Allaah, "Dan sesunggguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yangamulia, (yang) tidak akan didatangi oleh kebathilan, baik dari deoan maupun dari belakang (pada masa lalu maupun yang akan datang), yang diturunkan oleh Robb Yang Maha Bijaksana, Dab Naha Tertpuji." [QS. 41.Fushikat: 41-42}. Yang termasuk mu'jizat indarawi adalah: seperti Isr' dan Mi'roj; batu dan pohon memberi salam kepadanya; terbelahnya bulan; iutnya sebagian malaikat pada beberapa peperangannya dan jari jemarinya dapat memancarkan air.;   Madinah al-Madaniyyah.

Shodakallaahu-l 'zhiim

Semoga bermanfa'at

Wassalammu'alaikum Wr.Wb.

"Sudah Takutkah kita pada Allaah?"

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim,
Assalammu’alaikum wr.wb.

Saudarakuuu ngajiii yuuuk...
Temanya ‘Sudah Takut-kah kita pada Allaah?’ (1)

Dalam sebuah hadits Rosulullaah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allaah Swt telah menciptakan Malaikat dengan memiliki sayap di dunia timur dan sebuah sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah Arsy dan kedua kakinya di bawah bumi yang ke tujuh, juga mempunyai bulu sebanyak bilangan makhluk Allaah Swt. Lalu apabila ada
seorang laki-laki atau perempuan dari umatku mengucapkan sholawat kepadaku, maka Allaah Swt memerintahkan kepada Malaikat itu untuk menyelam ke dalam laut dari cahaya di bawah Arsy. Dari dalam laut, kemudian ia keluar dan mengibaskan sayapnya. Maka meneteslah percikan air dari setiap bulunya, dan Allaah Swt menjadikan setiap percikan air itu ampunan bagi dirinya (orang yang membaca sholawat) sampai hari kiamat.”

Firman Allaah Swt: 
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allaah, yakni takutlah kepada Allaah dan ta’atilah. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dia perbuat untuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allaah. Sesungguhnya Allaah maha Mengetahui apa yang kamu perbuat, baik berupa kebaikan atau kejahatan.” 
 [QS. 59.Al-Hasyr : 18]

> Orang mu’min sejati adalah orang yang takut kepada Allaah Swt dengan semua anggota tubuhnya. Seperti apa yang telah dikatakan Abu Laits:

“Takut kepada Allaah Swt akan terlihat tanda-tandanya dalam tujuh macam hal,” yaitu:

1. Lidahnya, dia tentu akan mencegah dari berkata bohong, menggunjing, mengadu domba, membual dan perkataan tidak berguna. Lagi pula dia akan menjadikannya sibuk dengan zikir kepada Allaah Swt, membaca al-Qur’an dan memperbincangkan ilmu.

2. Hatinya, dia tentu akan mengeluarkan dari dalamnya peraaan bermusuhan, kebohongan, dan dengki terhadap kawan karena kedengkian akan menghapus segala kebaikan. Seperti apa yang disabdakan Rosulullaah Saw:

“Hasad (dengki) menghancurkan kebaikan sebagaimana api menghancurkan kayu bakar.”   Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya hasad itu penyakit hati.

3. Penglihatannya, dia tentu tidak akan memandang yang haram, baik makanan, miuman, pakaian, atau yang lain tidak memandang kepada dunia dengan keinginan, akan tetapi dia memandangnya dengan mengambil i’tibar, dan dia tidak akan memandang kepada sesuatu yang tidak halal baginya. Rosulullaah Saw bersabda:

“Barangsiapa yang memenuhi matanya dengan sesuatu yang haram, Allaah Swt akan memenuhi matanya besok hari kiamat dengan api neraka.”

4. Perutnya, dia tidak akan memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya, karena hal itu merupakan dosa besar. Rosulullaah Saw bersabda:

“Ketika sesuap dari sesuatu yang haram masuk dalam perut anak Adam, semua malaikat di bumi dan di langit memberi laknat padanya selama suapan itu berada dalam perutnya, dan kalau ia mati dalam keadaan begitu maka tempatnya adalah Jahanam.”

5. Tangannya,dia tidak akan meraih sesuatu yang haram, tetapi meraih sesuatu yang terdapat unsur taat Allaah di dalamnya. Diriwayatkan dari Ka’bil Ahbar, Rosulullaah Saw. berkata:

“Sesungguhnya Allaah Swt menciptakan perkampungan dari zabarjad hijau, di dalamnya terdapat seribu rumah, dan di dalam setiap rumah terdapat seribu buah kamar, tidak akan menempatinya kecuali seorang laki-laki yang disodorkan sesuatu yang haram padanya, lalu ia meninggalkannya karena takut pada Allaah Swt.”

6. Telapak kakinya, dia tidak akan berjalan di dalam kemaksiatan kepada Allaah tetapi berjalan di dalam ketaatan pada-Nya dan ridlo-Nya, serta ke arah pergaulan dengan ulama dan orang-orang sholeh.

7. Ketaatannya, dia tentu akan menjadikannya ketaatannya itu murni karena ridlo Allaah Swt dan dia khawatir akan riya’  dan kemunafikan.

Kalau dia telah melakukan semuanya itu, maka dia termasuk orang-orang yang difirmankan Allaah Swt:

“....dan kehidupan akhirat di sisi Tuhan-mu itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” [QS. Az-Zukhruf : 35]

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman dan mata air yang mengalir.” [QS. Al-Hijr] : 45  dan [QS. Az-Zariyaat] : 15

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga dan kenikmatan.” [QS. Ath-Thuur] : 17

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman.”
  [QS. Ad-Dukhan] : 51

Jelas Allaah mengatakan bahwa: ‘Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu akan selamat dari neraka kelak di hari kiamat.’
“Dan Allaah tidak pernah mengingkari janji.”
Dan sudah seharusnya seorang mu’min itu berada di antara kekhawatiran dan harapan. Dia harus mengharapkan rahmat Allaah dan tidak boleh putus asa dari rahmat-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
“Janganlah berputus asa dari rahmat Allaah” [QS. Az-Zumar] : 53

Ada sebuah kisah diceritakan bahwa

: “Suatu ketika Nabi Daud as sedang duduk di dalam suraunya sambil membaca Kitab Zabur, tiba-tiba beliau melihat seekor ulat merah di tanah. Beliau berkata pada dirinya, ‘Apa yang dikehendaki Allaah dengan ulat ini? ’ Lalu Allaah mengizinkan ulat itu untuk mampu berbicara dan berkatalah: ‘Hai Nabi Allaah, apabila siang, Allaah mengilhamkan padaku untuk membaca “Subhanallaah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar’ setiap hari seribu kali. Dan apabila malam Allaah mengilhamkan padaku untuk membaca ‘Allaahumma sholli ‘ala Muhammad annabiyyil ummiyyi wa ala ‘alihii wa shohbihi wasalliim’ setiap malam seribu kali. Lalu engkau apa yang engkau katakan agar aku bisa mendapatkan faedah darimu?’ Menyesallah Daud as telah meremehkan ulat itu, dia takut kepada Allaah Swt, lalu bertaubat dan berserah diri kepada-Nya.”


“Nabi Ibrahim Al-Khalil as ketika ingat kesalahannya, dia menjadi tidak sadarkan diri dan kegoncangan hatinya terdengar dari jarak satu mil. Allaah mengutus kepada Jibril agar mendatanginya. Jibril berkata kepadanya, ‘Tuhan Yang Maha Perkasa memberi salam untukmu dan berfirman, ‘Apakah engkau melihat seorang kekasih takut kepada kekasihnya?.’ Ibrahim as berkata, ‘Hai Jibril apabila aku mengingat kesalahanku dan aku berfikir tentang siksa-Nya, lupalah aku terhadap hubungan dengan kekasihku.”  

Itulah sifat-sifat para Nabi, Wali, orang sholeh dan orang yang zuhud. Dan marilah kita koreksi diri kita masing-masing, introspeksi, sudahkah kita menjadi orang yang bertaqwa? Apa sebenarnya syarat menjadi orang yang bertaqwa, cukupkah dengan sholat dan saum saja?

‘Hasiibu anfusakum qoblaa an tuhassabu (hisablah dirimu sebelum kau dihisab)."

Semoga bermanfa'at

Wassalammu'alaikum Wr.Wb.

Jumat, 30 Oktober 2009

"Nasihat Imam 'Ali bin Abi Tholib ra."

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Allohummasholli 'alaa sayyidinaa Muhammad wa'alaa aali sayyidinaa Muhammad

Iman dan Sifat Orang Mu’min

Imam ‘Ali as pernah ditanya tentang iman, Beliau menjawab, “Iman mempunyai empat pilar, yaitu sabar, yakin, keadilan dan jihad.”
Penjelasannya:
1. Sabar, mempunyai empat cabang, yaitu rindu (syauq), takut (syafaq), zuhud, dan antisipasi (taraqqub). Maka barangsiapa yang rindu pada surga, dia akan melupakan segala godaan hawa nafsu. Barangsiapa yang takut akan neraka, dia akan meniggalkan segala hal yang diharamkan. Barangsiapa yang zuhud di dunia, dia akan menganggap ringan segala musibah. Dan barangsiapa yang mengantisipasi kematian, dia akan bergegas melakukan amal-amal kebajikan.
2. Yakin, mempunyai empat cabang, yaitu: - memandang segala sesuatu dengan ketajaman fikiran, menafsirkan dengan hikmah, menjadikan pelajaran sebagai nasihat, dan sunnah orang-orang terdahulu. Maka barangsiapa yang memandang sesuatu dengan ketajaman fikiran, akan jelas baginya hikmah. Barangsiapa yang jelas baginya hikmah, dia akan mengenal pelajaran. Dan barangsiapa yang telah mengenal pelajaran, seakan-akan dia termasuk orang-orang terdahulu.
3. Keadilan, mempunyai empat cabang, yaitu: - menyelami pemahaman, mendalami ilmu, mengetahui intisari hukum, dan kukuh dalam kesabaran. Maka, barangsiapa yang faham, dia akan mengetahui kedalaman ilmu, akan keluar darinya syari’at-syari’at hukum. Dan barangsiapa yang bersabar, dia tidak akan melampaui batas dalam semua urusannya dan akan hidup di tengah-tengah masyarakat sebagai orang yang terpuji. 
4. Jihad, mempunyai empat cabang, yaitu: - mengajak kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, lurus dalam setiap keadaan, dan membenci orang-orang fasik. Maka, barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, dia telah membantu orang-orang Mu’min. Barangsiapa mencegah kemungkaran, dia telah merendahkan orang-orang kafir. Barang siapa yang lurus dalam setiap keadaannya, semua kebutuhannya akan terpenuhi. Dan barangsiapa membenci orang-orang fasik dan marah karena Allaah, maka Allaah akan marah karena melihat marahnya, dan Dia akan menjadikannya ridlo pada hari Kiamat.

Tidak akan sempurna iman seorang hamba, sehingga apa yang ada di tangan Allaah lebih dipercayainya daripada apa yang ada di tangannya sendiri.

Kekufuran mempunya empat pilar, yaitu: - interogasi, pertentangan, penyimpangan dan perpisahan. Barangsiapa yang menginterogasi (secara berlebihan), dia tidak akan sampai kepada kebenaran. Barangsiapa yang banyak pertentangannya dengan kebodohan, dia akan senantiasa berada dalam kesesatan. Dan barangsiapa yang menyimpang, kebaikan akan buruk di matanya, dia akan dimabukkan oleh kesesatan. Dan barangsiapa yang berpecah, niscaya akan sulit baginya jalan-jalan yang dilaluinya, akan sulit urusannya, dan akan sempit baginya jalan keluarnya. 

Keraguan mempunyai empat cabang, yaitu: - saling bermusuhan, ketakutan, bimbang dan pasrah. Barangsiapa yang menjadikan perdebatan sebagai kebiasaannya, malamnya tak akan kunjung pagi. Barangsiapa yang takut terhadap apa yang ada di hadapannya, dia akan mundur. Barangsiapa yang ragu-ragu dan berada dalam kebimbangan, ujung-ujung kuku setan akan memasukinya. Dan barangsiapa yang pasrah atas kehancuran dunia dan akhirat, maka dia akan binasa di dunia dan akhirat.
Iman adalah ma’rifat dengan hati, pengakuan dengan lidah, tindakan dengan anggota badan.
Sesungguhnya iman itu muncul sebaga titik di dalam hati, setiap kali iman itu bertambah, maka bertambah pula titik itu.
- Orang mu’min itu, jika melihat - dia mengambil pelajaran; jika berbicara - dia berzikir; jika kaya - dia bersyukur; dan jika ditimpa musibah - dia bersabar.
- Janganlah kalian bergaul kecuali dengan orang-orang yang pemikirannya mengingatkan kalian kepada Allaah, ucapannya menambah amal kalian, dan perbuatannya memberikan motivasi kepada kalian untuk mengingat akhirat.
- Kegembiraan orang mumin terlihat di wajahnya, sedangkan kesedihannya tersimpan di hatinya. Dadanya paling lapang (sabar) dan merasa dirinya paling hina
- Dia tidak suka kedudukan dan membenci reputasi. Panjang kesedihannya dan jauh fikirannya. Banyak diamnya, sibuk waktunya.Banyak bersyukur dan bersabar. Tenggelam dalam fikirannya. Berpegang teguh pada kesetiakawanan. Mudah perangainya. Penurut. Dan jiwanya lebih keras dari batu api, sementra dia lebih (merasa) hina dari pada seorang budak.

Pernyataan Imam ‘Ali as tentang seorang penguasa Mu’min, yaitu:
“ Di antara tanda-tanda yang dapat dipercaya atas agama Allaah setelah pengakuan dan perbuatan adalah - tegas dalam perintahnya, jujur dalam perkataannya, ahli dalam hukumnya, dan mempunyai sifat belas kasih terhadap rakyatnya. Kekuasaannya tidak menjadikannya bertindak melampaui batas. Keramahannya tidak menjadikannya lemah. Keagungannya tidak mencegahnya untuk memberikan ma’af /ampunan. Dan pengampunannya tidak menyia-nyiakan hukum.”

Takutlah akan persangkaan buruk orang-orang Mu’min, karena sesungguhnya Allaah Ta’ala menjadikan kebenaran pada lidah mereka.

Sisa umur seorang Mu’min tidak ada taranya. Dia akan memperoleh dengannya apa yang terlewat darinya, dan menghidupkan apa yang telah dimatikannya.

Kemuliaan seorang Mu’min adalah ketidak butuhannya kepada manusia, tetapi ia selalu bergantung kepada Allaah Ta’ala.

Hikmah adalah barang milik orang Mu’min yang hilang. Oleh karena itu, ambillah hikmah itu, walaupun dari orang munafik.

Tidak ada yang dapat bersabar dalam peperangan dan teguh dalam pertempuran dengan musuh, kecuali tiga golongan: - golongan orang yang berwawasan luas dalam agamanya; golongan orang yang bergairah dalam menjaga kehormatan; dan golongan orang yang marah karena dihina.

Seorang Mu’min mempunyai tiga waktu: - waktu untuk dia bermunajat kepada Tuhannya; waktu dia untuk mencari penghidupannya (bekerja), dan waktu dia untuk menikmati kesenangan dirinya (dalam ha-hal yang dihalalkan dan baik). 

Orang yang bijak, hanya mantap pada tiga keadaan, yaitu: - memperbaiki penghidupannya; melangkah dalam urusan akhirat; dan menikmati kesenangan dalam hal yang tidak diharamkan.

Semoga bermanfaat

Wassalaam

Senin, 26 Oktober 2009

"Hadits-hadits Rosululaah Saw."

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Sabda-sabda Rosulullaah Saw.:

"Terangilah hatimu dengan lapar dan perangilah nafsumu dengan lapar itu pula. Karena pahala dalam menjalani semua iitu seperti pahala orang yang jihad/perang di dalam jalan Allaah. Sesungguhnya tiada sebuah amal pun yang lebih dicintai Allaah Swt. daripada lapar dan haus, dan orang yang memenuhi perutnya tidak akan dapat memasuki kerajaan langit dan kehilangan kemanisan ibadah." [Rosulullaah Saw.]

“Al-Qur’an adalah pemberi syafa’at yang dimintai syafa’at, lawan diskusi yang membenarkan. Barang siapa yang menjadikannya di depannya, maka ia pasti menuntunnya ke surga, dan barangsiapa yang menjadikannya di belakangnya, ia pasti menghalaunya ke neraka.” [HR. Ibnu Hibban n Al-Baihaqi]

Dari 'Aisyah ra. bahwasannya Rosulullaah Saw. selalu beri'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadlan sehingga beliau dipanggil oleh Allaah Ta'ala, kemudian setelah beliau wafat, istri-istrinya meneruskan kebiasaan beliau." [HR. Bukhori - Muslim]

Rosulullaah Saw.: "Pintu-pintu surga itu dibuka setiap hari Senin dan Kamis, kemudian pada hari itu diampunilah dosa setiap hamba yang tidak menyekutukan Allaah dengan sesuatu apa pun, kecuali orang yang berselisih dengan saudaranya, dimana dikatakan: 'Tunggulah dua orang ini sampai damai, tunggulah dua orang ini sampa damai'." [HR. Muslim]

"Berpikir merupakan setengah ibadah. Sedangkan sedikit makan adalah ibadah. Dan yang palng mulia di antara kalian di sisi Allaah adalah yang paling lama (menahan) lapar dan berpikirnya. Dan yang paling dibenci di antara kalian di sisi Allaah Azza wa Jalla adalah orang yang paling banyak makan, minum dan tidur." [Rosulullaah Saw.]

Rosulullaah Saw.: "Al-qur'an akan datang di hari Kiamat, lalu berkata, 'Wahai Robku berilah pakaian kepadanya (pengamal al-qur'an).' Lalu ia diberikan mahkota kemuliaan. Kemudian al-Qur'an berkata lagi, 'Ya Robbi, tambahlah.' Maka ia diberikan pakaian kemuliaan. Kemudian berkata lagi, 'Ya Robbi, ridloilah ia!' maka Dia Ta'ala berkata, "Bacalah, naiklah!" Dan ditambah satu kebaikan di setiap ayat." [HR. Tirmidzi]

Dari Aisyah ra., bahwa Rosulullaah Saw. bersabda: "Barangsiapa yg menghidupkan malam lailatul qodar dan sholat dua rokaat serta memohon ampun, tentu Allaah akan mengampuninya dan dia telah terjun dalam rahmat Allaah serta Jibril akan mengusapkan sayapnya. Barang siapa yang diusapi sayap Jibril, tentu dia masuk surga."

Nabi Muhammad Saw bersabda:, yang artinya: “Orang yang beriman itu adalah ikatan yang terjalin dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak mau menjalin dan tidak mau dijalin.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani n al-Hakim)

Dari Abu Sa'id Al-Kudry ra. Rosulullaah Saw. bersabda: "Apabila datang waktu pagi maka semua anggota badan manusia memperingatkan lidahnya, di mana anggota-anggota badan itu berkata: 'Takutlah kepada Allaah dalam memelihara keselamatan kami karena nasib kami tergantung kamu, bila kamu lurus maka kami pun lurus, dan bila kamu menyeleweng maka kami pun menyeleweng'." [HR. At-Turmudzi]

"Sesungguhnya orang fakir adalah simbol kesucian, kehormatan, dan kedudukan mulia di akhirat. Sedangkan, orang yang berzakat dan bersedekah adalah pemakmur kehidupan fakir, pengharap ridlo Allaah." [Abu Thalib al-Makki]

 "Silaturrahim dengan kerabat lebih aku sukai ketimbang sedekah 20 dirham kepada orang lain. Sedekah 20 dirham kepadanya lebih aku sukai daripada bersedekah 100 dirham kepada orang lain." [ 'Ali ra.]

Rosulullaah Saw.: "Pada tubuh manusia terdapat 360 persendian yang wajib disedekahi. Setiap satu hari dari persendian tsb. membutuhkan sedekah. Para sahabat bertanya, 'Siapa yg kuat melakukan itu wahai Rosulullaah? Nabi Saw. menjawab, ";Yaitu dengan menyingkirkan ludah di masjid n menimbunnya, atau menyingkirkan halangan di jalan. Jika tidak mampu untuk itu maka cukup baginya sholat dua rokaat dluha." [HR. Dawud]

Dari Anas ra. berkata, Rosulullaah Saw. bersabda: "Barang siapa membaca surat al-Qodr...setiap selesai wudlu 1x, maka ia termasuk gol. orang yang bersaksi (Shiddiqin); barang siapa membacanya 2x, maka ia ditulis sebagai gol. orang yang mati syahid (syuhada); dan barang siapa membaca 3x, maka ia dikumpulkan oleh Allaah bersama para Nabi."

"Baiknya amal merupakan hasil baiknya keadaan hati. Baiknya hati merupakan tanda bahwa hati itu mendapat cahaya Ketuhanan." (Ibnu Atho'illah)

Dari Thalhah berkata, Rosulullaah Saw. bersabda: "Tidak ada seorang pun yang lebih baik kedudukannya di sisi Allaah daripada seorang Mukmin yang dipanjangkan umurnya di dalam Islam dengan banyak menyucikan-Nya, mengagungkan-Nya, dan mentauhidkan-Nya." [HR. Ahmad n Al-Bazzaar]

Rosulullaah Saw.: "Puasa dan Al-Qur'an akan memintakan syafaat untuk seorang yang taat. Puasa akan memohon, 'Ya Allaah, saya telah menghalanginya dari makan n minum di siang hari, maka terimalah syafaatku ini untuknya.' Dan al-Qur'an pun berkata, 'Ya Allaah, saya telah menghalanginya dari tidur pada malam hari,maka terimalah syafaatku ini untuknya.' Akhirnya kedua syafaat itu diterima." [HR. Ahmad, I. Abi D, Thabrani]


Dia Ta'ala berseru kepadaku: "Aku jadikan engkau jelek terhadap segala sesuatu, yang demikian itu agar engkau terhijab dari segala sesuatu itu, jangan pernah engkau lobangi hijab itu untuk maksud perkenalan! Bila itu terjadi, maka akan Kukirimkan kepadamu kehina-dinaan!" ... (Al-Mauqif wal Mukhatabah, Imam An-Niffari)

Wassalaam

"Antara Kebaikan dan Keburukan"

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Allohummasholli'alaa sayyidinaa Muhammad wa'alaa aali sayyidinaa Muhammad
 
Salaam
 
Diriwayatkan dari Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiallohu ta’ala ‘anhu berkata: 
"Manusia bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliah dan keburukan, kemudian Alloh mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada keburukan? Beliau bersabda: ‘Ada’. Aku bertanya: Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan? Beliau bersabda: “Ya, akan tetapi di dalamnya ada dakhanun”. Aku bertanya: Apakah dakhanun itu? Beliau menjawab: “Suatu kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah”. Aku bertanya: Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan? Beliau bersabda: “Ya”, dai - dai yang mengajak ke pintu Jahanam. Barang siapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku. Beliau bersabda: “Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita”. Aku bertanya: Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya? Beliau bersabda: “Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya”. Aku bertanya: “Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun imamnya?” Beliau bersabda: “Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu”. (Riwayat Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247.Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 dan hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399).
 
"Ya Allaah, bimbinglah kami ke dalam jalan kebaikan dan jauhkanlah kami dari jalan keburukan, amiin."
 
Semoga berkenan.

Senin, 24 Agustus 2009

KISAH IBLIS SEBAGAIMANA YANG DICERITAKAN ROSULULLAAH SAW

> Saudaraku, saya mencoba menuliskan tentang kisah percakapan antara Rosulullaah Saw dengan Iblis jahanam, Insya Allaah banyak yang dapat kita petik dari sini, selamat membaca buat yang belum tahu.
> Segala puji bagi Allaah Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang ummi, Muhammad Saw dan kepada keluarganya yang bersih serta seluruh sahabatnya yang mulia.

> Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra, dari Ibnu Abbas ra yang berkisah : “Kami bersama Rosulullaah Saw di rumah seorang sahabat Anshor, di mana saat itu kami di tengah-tengah jama’ah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, ‘Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku.” 
> Rosulullah Saw bertanya kepada para jama’ah, “Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil di luar?”
> Mereka menjawab, “Tentu Allaah dan Rosul-Nya lebih tahu.”
Lalu Rosulullaah Saw menjelaskan, “ini adalah iblis terkutuk – semoga Allah Swt senantiasa melaknatnya.”
> Kemudian Umar ra meminta izin kepada Rosulullaah sembari berkata, “Ya Rosulullaah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?”
> Beliau menjawab: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk makhluk yang tertunda kematiannya sampai batas yang telah diketahui (hari kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian?”
> Ibnu Abbas berkata: “Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah matanya. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke atas (tidak kesamping). Sedangkan kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar saperti taring babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil memberi salam. “Assalammu’alaikum ya Muhammad, Assalammu’alaikum ya jamaa’atal-muslimin.” Kata Iblis.
> Nabi menjawab,” Assalamu lillaah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allaah wahai makhluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu tersebut eahai Iblis?” 
> “Wahai Muhammad, saya datang ke sini bukan atas kemauanku sendiri, tapi saya datang ke sini karena terpaksa,” tutur Iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai makhluk terkutuk?” tanya Rosulullaah. 
> Iblis menjawab: “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allaah Swt memerintahkanmu untuk datang kepada Muhammad Saw sementara engkau adalah makhluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anah cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allaah, jika engkau menjawabnya dengan bohong , meskipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allaah jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang.” Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku dari pada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku.”
> Rosulullaah mulai melemparkan pertanyaan kepada Iblis, “Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?”
> Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
> “Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?” tanya Rosulullaah.
> “Seorang pemuda yang bertaqwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allaah Swt.” jawab Iblis.
> “Siapa lagi?”, tanya Rosulullaah.
> “Orang ‘alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab Iblis.
> “Siapa lagi?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, hadats kecil, dan najis), tutur Iblis.
> “Siapa lagi?” tanya Rosulullaah.
> “Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluh akan penderitaan yang dialaminya.” jawab Iblis.
> “Lalu darimana engkau tahu kalau ia bersabar.?” tanya Rosulullaah.
> “Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas Iblis.
> “Lalu siapa lagi wahai Iblis?” tanya Rosul.
> “Orang kaya yang bersyukur,” tutur Iblis.
> “Lalu apa yang bisa memberitahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?” tanya Rosulullaah.
> “Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya,” tutur Iblis.
>“Bagaimana kondisimu bila ummatku menegakkan sholat?” tanya Rosulullaah.
> “Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab Iblis.
> “Bagaimana kondisimu jika ummatku menjalankan sholat?” tanya Rosulullaah.
> “Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allaah sekali sujud, maka Allaah akan mengangkatnya satu derajat (tingkat). Apabila ia berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,” jawab Iblis.
> “Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan Iblis)?” tanya Rosulullaah.
> “Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan. Dengan sedekah itu, Allah akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan disenangi di kalangan makhluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allaah akan mejadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit,” tutur Iblis menjelaskan.
> “Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?” tanya Rosulullaah.
> “Ia sewaktu jahiliyyah saja tidak pernah ta’at kepadaku, apalagi setelah masuk Islam,” tutur Iblis.
> “Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rosulullah.
> “Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya,” jawab Iblis.
> “Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Tholib?” tanya Rosulullaah.
> “Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali,” tutur Iblis.
> “Segala puji bagi Allaah yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang telah ditentukan,” tutur Rosulullaah.
> “Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai pada waktu yang telah ditentukan.” Jawab Iblis.
> “Siapa menurut engkau hamba-hamba Allaah yang mukhlis itu?” tanya Rosul
> Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allaah Swt. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allaah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu tadi. Dan apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang [aling besar? Apakah engkau tidak tsahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Di antara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Di antara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan ara apa pun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allaah dengan tidak ikhlas,sementara mereka tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allaah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan do’anya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti untuk menggodanya sehingga ia sampai berbuat zina dengan seorang peempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allaah dalam Kitab-Nya dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr (59) ayat 16, yang artinya: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: ‘Kafirlah kamu,’ maka tatkala manusia itu telah jafir ia berkata, ‘Sesubgguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allaah, Tuhan semesta alam.”
> Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah orang yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barang siapa bersumpah atas Nama Allaah, dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas Nama Allaah, ‘Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua.’ Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah santapan dan kesukaanku. Kesaksian palsu (dusta) adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barang siapa bersumpah untuk menceraikan istrinya (talak), maka hampir tidak bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikata itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
> Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara ummatmu ada orang yang suka menunda-nunda sholatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan sholat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, ‘Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan.’ Sehingga ia menunda sholatnya, dan kemudian sholat di luar waktunya. Akibatnya dengan sholat yang dikerjakan di luar waktunya itu akan dipukulkan di kepalanya oleh Allaah. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan sholat. Ketika dalam sholatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri.’ Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap di depan matanya sembari berkata,’Engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya.’
> Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam sholatnya, Allaah akan memukul kepalanya dengan sholatnya tersebut. Kalau dalam sholat ia sanggup mengalahkan saya. Sementara ia sholat sendirian, maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan sholat seperti ayam yang mencocok benih-benih jagung untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan sholat berjama’ah, maka saya kalungkan rantai di lehernya. Ketika ia sedang ruku’ saya tarik kepalanya ke atas sebelum imam bangun dari ruku’ dan saya turunkan sebelum imam turun. 
> Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan sholat seperti itu, maka batal sholatnya, dan di hari Kiamat nanti Allaah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai. Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang sholat, karenanya ia termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku, padahal ia sedang sholat. Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tutup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang sholat. Kalau ia tidak mampu menutup mulutnya dengan tangannya maka setanpun masuk ke dalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan ta’at kepadaku. 
> Bagaimana ummatmu bisa berbahagia wahai Muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan sholat, dan saya berkata kepadanya, ‘sholat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allaah.’ Saya pun berkata kepada orang yang sakit, ‘Tinggalkan sholat, karena sholat bukanlah kewajibanmu. Sholat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allaah sudah berfirman, “...........dan tidak mengapa bagi orang-orang yang sedang sakit.....” (QS. An-Nuur/24: 61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan sholat.’ Akhirnya ia mati dalam keadaan (kondisi) kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan sholat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allaah dengan dimurkai.
> Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allaah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, semenara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?”
> Kemudian Rosulullaah meneruskan pertanyaannya, “Wahai makhluk terkutuk, siapa teman dudukmu?”
> “Orang-orang yang suka makan riba,” jawab Iblis.
> “Lalu siapa teman dekatmu?” tanya Rosulullaah kembali.
> “Orang yang berzina,” jawabnya.
> “Siapa teman tidurmu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang mabuk,” jawabnya.
 > “Siapa tamumu,” tanya Rosulullaah.
> “Pencuri,” jawabnya.
> “Siapa utusanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Tukang sihir,” jawabnya.
> “Apa yang menyenangkan pandanganmu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang bersumpah dengan talak,” jawab Iblis.
> “Siapa kekasihnu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang meninggalkan sholat Jum’at,” jawabnya.
> “Wahai makhluk yang terkutuk, apa yang menyebabkan punggungmu patah?” tanya Rosulullah.
> “Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allaah,” jawabnya.
> ”Apa yang menyebabkan tubuhnu meleleh?” tanya Rosul.
> “Tobatnya orang yang bertobat,” jawabnya.
> “Apa yang membuat hatimu panas?” tanya Rosulullaah.
> “Banyaknya istighfar kepada Allaah, baik di malam atau siang hari,” jawabnya.
> “Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?” tanya Rosulullah.
> “Sedekah secara rahasia,” jawabnya.
> “Apa yang menjadikan matamu buta?” tanya Rosul.
> “Sholat di waktu sahur,” jawabnya.
>“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?” tanya Rosulullaah.
> “Memperbanyak sholat berjama’ah,” tuturnya.
> “Siapa orang yang paling bisa membahagiakanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang suka meninggalkan sholatnya,” tuturnya.
> “Siapa orang yang paling celaka menurut engkau?” tanya Rosulullaah.
> “Orang-orang yang kikir,” jawabnya.
> “Apa yang menyita pekerjaanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Majelis orang-orang mu’min,” jawabnya.
> “Bagaimana cara engkau makan?” tanya Rosulullah.
> “Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku,” jawabnya.
> “Di mana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu di waktu panas?” tanya Rosulullaah.
> “Di bawah kuku manusia,” jawabnya.
> “Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Sepuluh macam,” jawabnya.
> “Apa saja itu wahai makhluk terkutuk?” tanya Rosulullaah.
> Iblis pun menjawabnya, “Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Tuhan mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allaah yang artinya: “Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” ([QS. Al-Isro’/17: 64)  
> Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allaah dari setan yang terkutuk. 
> Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allaah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan ta’at kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allaah dalamAl-Qur’an Surat Al-Isra’ /17 ayat 64, yang artinya: “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.”
> Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka sya’ir adalah Al-Qur’anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang yang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qodariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku, ia kemudian membaca firman Allaah yang artinya, “Sesungguhnya pemboros-pewmboros itu adalah saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’/17 ayat 27)
> Rosulullaah Saw berkata kepadanya, ‘Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allaah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”  
 > Lalu Iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allaah agar saya bisa melihat anak cucu Adam, sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allaah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan ke mana pun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allaah Swt berfirman kepadaku, “Engkau bisa melakukan apa yang kau minta.” Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak dari pada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat.
> Saya memiliki anak yang saya beri nama ‘Atamah.’ Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan sholat Atamah (Isya’). Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan sholat. Saya juga punya anak yang saya beri nama ‘Mutaqadhi.’ Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan di tengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allaah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahalanya. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Saya punya anak lagi yang bernama ‘Kuhyal,’ di mana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika Khotib sedang berkhutbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tdak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikit pun untuk selamanya.
> Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Di mana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu.’ Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya. 
> Wahai Muhammad, sesungguhnya saya tidak dapat menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan menganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bimi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allaah dan Muhammad adalah Utusan-Nya.’ Tidak akan ada lagi orang yang sholat dan berpuasa. Sebagaimana engkau ya Mihammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Tuhan. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (hujjah) Tuhan terhadap makhluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah di cap oleh Allaah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia olah Allaah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allaah sejak dalam perut ibunya pula.”
> Kemudian Rosulullaah membacakan firman Allaah yang artinya: “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (QS. Huud/11 ayat 118-119)
> Kemudian beliau melanjutkan dengan firman Allaah yanng lain:
“Dan adalah ketetapan Allaah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (QS. Al-Ahzaab: 38).
> Lantas Rosulullaah Saw berkata lagi kepada iblis, “Wahai Abu Murrah (Iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allaah, sementara saya akan menjaminmu masuk Syurga?”
> Ia lantas menjawab, “Wahai Rosulullah, ketentuan telah memutuskan dan Kalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khotib para penduduk syurga. Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khotib para penduduk neraka. Saya adalah makhluk yang celaka dan terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya.”
> Segala puji bagi Allaah Tuhan semesta alam, awal dan akhir, dlahir dan bathin. Dan semoga sholawat dan salam sejahtera tetap kepada seorang Nabi yang ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi. ‘Shodakallaahul ‘adziim.’ (Dikutip dari Buku ‘Misteri kun’ Syajarotul kaun, oleh Ibnu ‘Arobi as) 

Wassalammu’alaikum wr.wb.
melati

"Sholawat kepada Rosulullaah Saw."

Membaca Sholawat untuk Rosulullaah Saw

QS. 33 (Al-Ahzab) ayat 56, Allaah Swt berfirman yang artinya:
”Sesungguhnya Allaah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Sholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Hadits-hadits:
 
Dari ’Abdullah bin ’Amr bin Al ’Ash ra. Bahwasannya ia mendengar Rasulullaah Saw bersabda: ”Barang siapa membaca satu kali shalawat untukku maka Allaah Swt akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya.” (HR. Muslim)
 
Dari Ibnu Mas’ud ra. bahwasannya Rosulullah Saw bersabda: ”Manusia yang paling dekat dengan aku nanti pada hari kiamat yaitu mereka yang paling banyak membaca sholawat untukku.” (HR. At-Tirmidzy)
 
Dari Aus ra. Berkata, Rosulullaah Saw bersabda: ”Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kamu sekalian adalah hari Jum’at; oleh karena itu perbanyaklah membaca sholawat untukku pada hari itu, karena sesungguhnya bacaan sholawatmu itu diperlihatkan kepadaku.” Para shohabat bertanya: ”Wahai Rosulullaah, bagaimana bacaan sholawat kami diperlihatkan kepada tuan sedangkan jasad tuan sudah bercampur dengan tanah?” Beliau bersabda: ”Sesungguhnya Allaah mengharamkan kepada bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (HR. Abu Dawud) 
 
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rosulullaah Saw bersabda: ”Sungguh hina seseorang yang mendengar namaku disebut kemudian tidak membacakan sholawat untukku.” (HR. At-Turmudzy) 
 
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rosulullaah Saw bersabda: ”Janganlah kamu sekalian menjadikan kuburku sebagai tempat perayaan; bacalah shalawat untukku karena sesungguhnya bacaan sholawatmu itu akan sampai kepadaku di manapun kamu berada.” (HR. Abu Dawud} 
 
Dari Abu Hurairah ra. bahwasannya Rosulullaah Saw bersabda: ”Tiada seorang pun yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allaah mengembalikan nyawaku sehingga aku dapat menjawab salam kepadanya.” (HR. Abu Dawud) 
 
Dari ’Ali ra. berkata, Rasulullah Saw bersabda : ”Orang kikir yaitu orang yang bila mendengar namaku disebut, ia tidak membacakan shalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzy) 
 
Dari Fadlalah bin ’Ubaid ra. Berkata bahwasannya Rosulullaah Saw mendengar seseorang berdo’a sewaktu sholat dimana ia tidak mengagungkan nama Allaah Ta’ala dan tidak membacakan shalawat untuk Nabi Saw, kemudian Rosulullaah Saw bersabda: ”Orang ini sangat tergesa-gesa.” Beliau lantas memanggilnya dan bersabda kepadanya atau juga kepada yang lain: ” Apabila salah seorang antara kamu sekalian shalat maka hendaknya ia memulainya dengan memuji dan menyanjung Tuhannya Yang Maha Suci kemudian membacakan shalawat untuk Nabi Saw, baru setelah itu berdo’a sekendaknya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzy)
 
Dari Abu Mas’ud Al Badry ra. Berkata: Rosulullah Saw datang kepada kami sedang berada di majlis Sa’d bin ’Ubadah ra. Kemudian Basyir bin Sa’d bertanya kepada beliau: ”Allaah telah menyuruh kami untuk membacakan sholawat untuk tuan wahai Rosulullaah, lantas bagaimana kami membacakan sholawat untuk tuan?.” Kemudian Rosulullaah Saw diam, sehingga kami khawatir kalau apa yang ditanyakan oleh Basyir itu tidak berkenan di benak beliau, tetapi Rosulullaah Saw kemudan bersabda: ”Ucapkanlah: ’Allohumma sholli ’alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad kamaa sholaita ’alaa Ibrahiim wa’alaa aali Ibrahim, wabaarik ’alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad kama baarokta ’alaa Ibrahiim, Innaka hamiidum majiid’ (Wahai Allaah limpahkanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahnat kepada Ibrahim, dan limpahkanlah barokah kepada Muhammad sebagaimana Engkau telah melipahkan barokah kepada Ibrahim; sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Terpuji lagi Maha Agung). Dan tentang ucapan salam maka sebagaimana apa yang telah kamu ketahui.” (HR. Bukhari-Muslim)
 
Rosulullaah Saw bersabda bahwa: ”Malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil dan Izro’il berkata kepadaku: yakni berkata Jibril as: ”Wahai Rosulullah, bahwa siapa yang membaca sholawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya bimbing tangannya dan akan saya bawa ia melintasi titian seperti kilat menyambar. Berkata pula malaikat Mika’il as: Mereka yang bersholawat atasmu akan aku beri mereka minum dari telagamu. Berkata pula Isrofil as: Mereka yang bersholawat kepadamu, maka aku akan sujud kepada Allaah dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allaah Swt mengampuni orang itu. Dan malaikat Izro’il berkata pula: Bagi mereka yang bersholawat kepadamu , aku akan cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti mencabut ruh para Nabi.” (HR. Al-Hafidz Muhammad bin Abdul Wahid)  
 
Allah Ta’ala berfirman yang artinya: 
”......Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi janju-Ku kepadamu, dan takutlah hanya kepada-Ku saja.” (QS. 2: 40)
 
Dari Abu Hurairah ra. Dari Rosulullaah Saw bersabda: ”Setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan memuji kepada Allaah maka tidak sempurnalah perbuatan itu.” (HR. Abu Dawud)
 
Dari Anas ra. berkata, Rosulullaah Saw bersabda: ”Sesungguhnya Allaah merasa puas terhadap hamba-Nya yang bila makan selalu memuji-Nya dan bila minum juga selalu memuji-Nya.” (HR. Muslim)

Sumber: 

Samudera Sholawat, oleh Abdul Manan bin H. Muhammad Sobari

Sabtu, 22 Agustus 2009

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Assalammu'alaikum wr.wb.

Nasihat Imam Al-Ghazali

(hadits Qudsi)

Rosulullaah Saw. bersabda, Allaah Swt. berfirman:
“Wahai Anak Adam! Bersabarlah dan bertawadlu’lah, maka Aku akan mengangkat derajatmu. Bersyukurlah, Aku akan menambah bikmat-Ku, mohon ampunlah kepada-Ku, Aku akan mengampunimu. Bila kamu memohon kepada-Ku, Aku akan mengabulkanmu. Kembalilah (bertaubat) kepada-Ku, Aku akan menerima taubatmu. Mintalah kepada-Ku, Aku akan memberkahi rizkimu, bersilatur rahiimlah, Aku akan menambah umurmu. Mintalah kepada-Ku kesehatan, dan keselamatan, ikhlas dalam keinginan, wara’, bertaubat, dan kaya dalam qona’ah.”

“Wahai Anak Adam! Bagaimana kamuu beribadah sementara kamu dalam keadaan kenyang? Bagaimana kamu mencintai Allaah, sementara kamu juga mencintai harta? Bagaimana kamu bisa takut kepada Allaah, sementara kamu taku fakir? Bagaimana ingin waro’, sementra kamu begitu ambisi kepada dunia? Bagaimana menginginkan ridlo’, jika kamu bakhil? Bagaimana menginginkan surga, sementara cinta dunia menjadi kesenanganmu? Bagaimana ingin bahagia, sementara ilmumu sedikit?”

“Wahai manusia! Tiada kehidupan seperti keterta’atan, tiada waro’ seperti menjauhi dari (perbuatan) mengganggu, tiadaa cinta yang lebih tinggi dari pada tata krama, tiada penolong seperti taubat, tiada salah seperti rasa takut, tiada keberuntungan seperti kesabaran, tiada kebahagiaan seperti taufiq (pertolongan Allaah), tiada hiasan yang lebih indah dari pada akal, tiada teman yang lebih mmenyenangkan selain kesabaran.”

“Wahai Anak Adam! Curahkanlah dirimu untuk beribadah kepada-Ku, maka akan Ku-penuhi hatimu dengan kekayaan, Ku-berkati rizkimu dan Ku-tempatkan di badanmu kelapangan. Jangan lupa mengingat-Ku, karena jika kamu melupakan-Ku hatimu akan Ku-penuhi kefakiran, badanmu Ku-penuhi dengan kelelahan, dan kepayahan, dan dadamu Ku-penuhi dengan kesedihan. Saeandainya kamu tahu sisa umurmu, niscaya kamu tidak akan menuruti anganmu.” 

"Wahai Anak Adam! Dengan kesehatan yang Ku-berikan kepadamu, kamu dapat melakukan ta’at kepada-Ku, dengan taufik-Ku, kamu dapat melaksanakan kewajibanmu. Dengan rizki dan kehendak-Ku, kupenuhi keinginanmu, kamu tinggalkan maksiat, dengan nikmat-Ku kau berdiri dan duduk kembali. Dalam pangkuan-Ku kamu masuk pagi dan sore hari, dengan keutaman-Ku kamu hidup, dengan ni’mat-Ku kamu bergelimang, dengan kesehatan dari-Ku kamu menjadi tampan. Lalu mengapa kamu melupakan-Ku, tidak mensyukuri ni’mat-Ku, juga tidak menunaikan hak-Ku?”

“Wahai Anak Adam! Maut membuka rahasiamu, kiamat mengungkapkan beritamu, siksa mematahkan tabirmu. Bila kamu melakukan dosa, janganlah dilihat kecilnya, tetapi lihatlah Dzat yang kamu durhakai. Bila kamu diberi rizki sedikit, janganlah dilihat sedikitnya, tapi lihatlah yang memberi. Janganlah meremehkan dosa kecil, karena kamu tidak tahu dengan dosa mana kamu mendurhakai-Nya. Janganlah merasa aman dari murka-Ku, karena makar-Ku lebih lembut daripada rayapan semut di atas batu hitam di malam hari yang gelap.”

“Wahai Anak Adam! Apakah kamu mendurhakai dan ingat kemurkaan-Ku Apakah kamu menyantuni orang-orang miskin? Apakah kamu mengakhiri dari apa yang aku larang? Apakah kamu telah melakukan kewajiban sebagaimana Aku perintahkan? Apakah dari hartamu kamu menyantuni orang-orang miskin? Apakah kamu berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat jahat kepadamu? Apakah kamu mema’afkan orang-orang yang menzholimimu? Apakah kamu menyambung orang yang memutuskan hubungan kepadamu? Apakah kamu berbuat adil kepada orang yang berkhianat kepadamu? Apakah kamu mengajak berbicara orang yang menyeterumu? Apakah kamu telah mendidik anak-anakmu? Apakah kamu telah membuat tetanggamu ridlo’? Apakah kamu telah bertanya kepada ulama tentang persoalan agama dan duniamu? Aku tidak melihat rupamu dan tidak pula melihat ketampananmu, tetapi Aku melihat hatimu dan Aku rela kepadamu karena perkara-perkara ini.”


“Wahai orang yang beriman! Bedzikirlah dengan menyebut asma Allaah sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah pada pagi dan sore hari. [Qs. 33.Al-Ahzab: 42-42]. Wahai penguasa Musa ibnu Imron! Dengarlah ucapan-Ku, Aku adalah Raja yang dita’ati. Di antara kita tidak ada perantara. Kabarkanlah pada para pemakan riba, tentang kemurkaan Tuhan dan siksaan neraka berlipat gnda.”

“Wahai Anak Adam! Bila kamu melihat cela manusia dan lupa akan celamu, berarti kamu telah membuat setan ridlo’ dan membuat Tuhan murka.”

“Wahai Anak Adam! Lisanmu itu serigala, ia akan membunuhmu, karena kehancuranmu itu terletak pada lepasnya lisanmu.”


“Wahai anak Adam! Harta itu milik-Ku dan kamu adalah hamba-Ku. Tiada bagimu dari harta-Ku selain dari apa yang kamu makan, lalu sirna, atau apa yang kamu pakai lalu lapuk, atau apa kamu sedekahkan, lalu abadi. Jadi antara kamu dan Aku ada 3 (tiga) bagian; satu milik-Ku, satu milikmu, satu lagi ada diantara Aku dan kamu. Yang ada pada-Ku adalah milikmu, sementara yang menjadi milikmu adalah amalmu. Adapun yang ada di antara Aku dan kamu adalah do’a, dan Aku mengabulkan.”

“Wahai Anak Adam! Waro’lah dan jadilah orang yang menerima, maka kamu akan melihat-Ku, sembahlah Aku, maka kamu akan datang kepada-Ku, carilah Aku, maka kamu akan mendapati-Ku.”

“Wahai Anak Adam! Bila kamu penguasa yang masuk neraka karena kezoliman atau seperti orang Arab yang masuk neraka karena fanatik, atau ulama karena hasut, pedagang karena khianat, orang desa karena bid’ah, orang ibadah karena riya’, orang kaya karena sombong, orang fakir karena dusta, maka siapakah yang mencari surga?” 

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allaah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri kepada-Nya. (QS.3.Ali Imron: 102)

Allaah Swt. berfirman: “Barangsiapa mencari popularitas dengan ‘amalnya, ia ibarat orang yang memindahkan gunung dengan cara memikulnya. Ia akan bersusah payah dan sia-sia, karena tidak satupun dari ‘amalnya yang diterima.”

“Wahai anak Adam! Aku tidak menerima amalan seseorang kecuali dia melakukannya, dengan ikhlas, maka beruntunglah mereka yang ikhlas.”

“Wahai anak Adam! Jika kamu melihat kekafiran datang, maka berkatalah, ‘Selamat datang rambu-rambu orang-oang yang sholih.’  Sebaliknya, jika kamu melihat kekayaan datang, maka berkatalah, ‘Itulah dosa-dosa yang mempercepat siksaan.”

Terimakasih, semoga berkenan

Salaam

Melati

Jumat, 21 Agustus 2009

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim
Allohummasholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad

Assalammu’alaikum wr.wb.

*) Munajat:

Yahya bin Mu’adz Ar-Razi ra. dalam munajatnya berkata:
1. “Wahai Tuhanku, tiada keindahan malam, kecuali dengan bermunajat kepada-Mu;
2. Tiada keindahan siang hari, kecuali dengan ta’at kepada-Mu;
3. Tiada keindahan dunia, kecuali dengan dzikir kepada-Mu;  
4. Tiada keindahan akhirat, kecuali dengan ampunan-Mu; dan
5. Tiada keindahan surga itu, kecuali dengan melihat-Mu.”

*) Rosulullaah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya dunia itu dilaknat; sesuatu yang ada padanya juga dilaknat, kecuali dzikir kepada Allaah, sesuatu yang dicintai-Nya, orang ‘alim; dan orang yang menuntut ‘ilmu.” [HR. An-Nasa’i dan Ibnu Majjah]

*) Sedangkan munajat Imam Ali ra. adalah:
“Bukankah Engkau telah mendengar dengan kekuatan-Mu
Wahai Tuhan yang menjadi kekuatan atas do’a orang yang lemah
Yang ditimpa musibah, yang tenggelam dalam lautan kebingungan
Penuh dengan keprihatinan.

Aku berseru dengan penuh rendah diri setiap hari
Dalam kesungguhan berdo’a kepada-Mu
Sungguh terasa sempit bagiku dunia ini, sementara penduduk dunia
Tidak mengetahui obatku, maka ambillah tanganku,
Karena aku benar-benar memohon keselamatan dengan ampunan-Mu.

Aku datang pada-Mu dengan diiringi cucuran air mata,
Oleh karena itu, kasihanilah tangisku ini karena malu kepada-Mu
Aku terlalu banyak noda dan dosa kepada-Mu,
Aku sekarang berada dalam kebingungan.
Sedangkan Engkau adalah Dzat pembebas kebingungan

Aku sakit, sedang Engkau adalah obat penawar sakitku,
Yaa Allaah, bangkitkan diriku ini dengan penuh harapan,
Aku katakan kepada-Mu, wahai Tuhanku, aku senantiasa berharap
Agar Engkau mau memenuhi harapanku.

Balasan yang layak bagiku tiada lain Engkau menyiksaku,
Akan tetapi, aku berlindung dengan anugerah-Mu yang baik.

Wahai tumpuan harapanku,
Engkau telah mengistimewakan junjunganku,
Dengan pemberian ma’af atas diriku, karena aku sekarang
Berada di tengah musibah yang menimpaku.”

Salaam

melati

Bismilaahir Rohmaanir Rohiim

Assalammu'alaikum wr.wb.

Allohummasholli'alaa sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad

Puasa Ramadlan


Marhaban ya Romadlon, marhaba yaa syahrul siaami.

*) Saum Ramadlan telah masuk, setiap muslim yang baligh dan sehat diwajibkan untuk melaksanakan saum romadlon sebagaimana firman Allaah Swt. : “Romadlon, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang haq dan bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa pada bulan itu.” [QS. 2/Al-Baqoroh: 185]

Dengan demikian, jika telah meyakini masuknya bulan Romadlon baik melalui penglihatan hilal oleh dirinya maupun oleh orang lain yang adil, maka wajin baginya berpuasa. Dia harus berniat terlebih dahulu di malam hari, dimulai sejak terbenam matahari sampai terbit fajar bahwa dia akan berpuasa besok hari di bulan Romadlon.
Demikian seterusnya setiap hari sampai bulan Romadlon berakhir.

Jika dia melanggar ketentuan tersebut, maka puasanya batal. Jika dengan alasan yang dibenarkan dia berbuka, maka dia harus menggantinya (qodlo’). Dan jika pada siang hari dia berhubungan badan, maka dia harus membayar kifarat, yaitu memerdekakan budak muslim. Jika tidak mampu (tidak ada), maka dia harus berpuasa selama dua bulan berturut-turut, dan jika tidak mampu juga, maka hendaklah dia memberi makan orang miskin yang masing-masing mendapatkan satu mud makanan (= 173 dirham), atau setengah sha’ kurma, atau gandum, atau jika tidak ada kurma dan gandum, maka boleh memberi makanan pokok, dan jika tidak mendapatkannya juga, maka kewajiban itu gugur, tetapi hendaklah dia memohon ampunan kepada Allaah dan bertobat kepada-Nya, tidak mengulanginya dan senantiasa berbuat baik. Selanjutnya, dia harus berusaha menghindari berdekatan, atau mencium istrinya pada siang hari di bulan Romadlon.

Dianjurkan pada siang hari di bulan Romadlon untuk tidak menggosok gigi atau mencicipi makanan, ghibah, mengadu domba, dusta, dan lain sebagainya. Dan disunahkan untuk menyegerakan berbuka kecuali pada saat cuaca mendung, maka mengakhirkannya adalah lebih baik. Disunahkan juga untuk mengakhirkan makan sahur, kecuali bagi orang yang tidak mengetahui waktu terbit fajar. Diutamakan untuk berbuka puasa dengan makan kurma dan air putih, dan diperintahkan ketika hendak berbuka puasa berdo’a terlebih dahulu seperti yang diajarkan oleh Rosulullaah Saw.

Hal itu didasarkan atas sabda Rosulullah Saw.: 
“Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, lalu tiba waktu berbuka, maka hendaklah dia mengucaplan, ‘Dengan menyebit asma Allaah, yaa Allaah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Maha suci Engkau dan segala puji hanya bagi-Mu. Yaa Allaah, terimalah semua amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

*) Sabda Rosulullaah Saw., Allaah Swt. berfirman:
“Setiap kebaikan sepuluh sampai tujuh ratus lipat balasannya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.”  
Kata Rosulullaah Saw.:
“Setiap sesuatu mempunyai pintunya (sendiri), dan pintu ibadah adalah berpuasa.”

Puasa dikhusukan seperti ini karena dua hal, yaitu:
- Pertama, Ia condong pada penahanan diri. Ia merupakan amal yang bersifat rahasia yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali Allaah Swt. Ia tidak seperti sholat, zakat, dan lainnya.
- Kedua, ia mengatasi musuh Allaah. Karena sesungguhnya setan adalah musuh. Musuh tidaklah kuat kecuali dengan perantaraan syahwat. Sedangkan lapar memecahkan semua syahwat yang merupakan alat-alat setan.

Untuk itu Rosulullaah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya setan bergerak dalam diri manusia bersama aliran darah. Maka, persempitlah ruang gerak setan itu dengan lapar.”

Ini merupakan rahasia sabda Nabi Saw.:
“Bila datang bulan Ramadlan, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka dikunsi, dan setan dibelenggu. Ada suara yang menyeru, ‘Hai pencari kebaikan, kemarilah! Dan, ‘Hai pencari keburukan, engkau dibatasi.’.“  

Ukuran puasa itu ada tiga tingkat, dan rahasia puasa ada tiga tingkat pula. Ada pun tingkat kadar puasa, yang paling sedikit adalah hanya puasa di bulan Ramadlan. Sedangkan yang paling tinggi adalah puasa Dawud, yakni berpuasa sehari dan berbuka sehari. Di dalam hadits shohih disebutkan bahwa puasa Dawud lebih utama daripada puasa setahun penuh, dan ia merupakan puasa yang paling utama. Rahasianya adalah bahwa orang yang berpuasa setahun penuh akan menjadikan puasa itu menjadi kebiasaan sehingga tidak merasakan kepayahan di dalam jiwanya. Dan hatinya tidak merasakan kejernihan, serta syahwatnya tidak merasakan kelamahan. Karena sesungguhnya nafsu hanya terpengaruh dengan sesuatu yang memecahkannya, bukan dengan sesuatu yang menjadi kebiasaannya.

Dan ini adalah rahasia sabda Nabi Saw. kepada ‘Abdullah bin ‘Umar ra. tatkala dia bertanya Nabi Saw. tentang puasa. Nabi Saw. bersabda, “Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari (puasa Nabi Dawud).” ‘Abdullah berkata, ‘Aku menginginkan yang lebih utama dari itu.’ Nabi Saw. bersabda, “Tidak ada yang lebih utama dari itu.” Oleh karena saat diberitahukan kepada Rosulullaah Saw., ‘Sesungguhnya Fulan berpuasa setahun penuh.’ Nabi Saw. bersabda, “Dia tidak berpuasa dan tidak berbuka.” Sebagaimana dikatakan oleh ‘Aisyah ra. tentang seseorang yang membaca al-Qur’an dengan sangat cepat, “Sesungguhnya orang itu tidak membaca dan tidak pula diam.”

Adapun tingkatan pertengahan adalah hendaknya berpuasa sepertiga tahun, sebagaimana biasa dilakukan, yaitu puasa Senin-Kamis dan ditambah puasa Ramadlan, maka berarti telah berpuasa dalam setahun sebanyak empat bulan empat hari (124 hari), itu sudah lebih dari sepertiga tahun. Namun dikurangi satu hari dari hari tasyrik, dan dikurangi lagi dengan dua hari raya (hari ‘Ied).

Adapun tingkat rahasia puasa ada tiga:
Pertama, yang paling rendah adalah menahan diri dari segala yang membatalkan dan tidak menahan anggota tubuh dari hal-hal yang dimakruhkan. Itu adalah puasanya orang awam, yaitu mereka yang puas hanya dengan nama: ‘puasa’.

Kedua, hendaknya ditambahi dengan menahan anggota tubuh. Misalnya, menjaga lisan dari ghibah (mengumpat); menjaga pandangan dari zina mata; dan demikian pula dengan anggota tubuh lainnya. 

Ketiga, engkau menambahinya dengan memelihara hati dari berpikir dan was-was, serta menjadikannya hanya untuk berzikir kepada Allaah ‘Azza wa Jalla. Hal itu merupakan puasanya orang-orang istimewa dan itulah yang sempurna.  

Kemudian puasa juga harus diakhiri dengan sesuatu yang menyempurnakannya. Yaitu, hendaknya berbuka dengan makanan yang halal, bukan syubhat. Hendaknya tidak memperbanyak memakan yang halal sehingga menutupi apa yang telah dilewatinya pada waktu dluha.
Apalagi mengumpulkan porsi dua kali makan untuk sekali makan sehingga memberatkan lambung dan menguatkan syahwatnya, yang akibatnya akan membatalkan rahasia dan fungsi puasa, serta mengakibatkan malas untuk bertahajud. Bahkan, terkadang tidak bangun tidur sebelum subuh. Semua itu merupakan kerugian dan barangkali tidak meraih fungsi puasa.

*) “Puasa merupakan pendekatan diri hamba kepada Allaah, sambutan pelayanan, ketulusan penghambaan, dan pemenuhan hak-hak-Nya. Puasa adalah menahan lapar, haus, dan hubungan suami istri sejak terbit fajar hingga matahari terbenam untuk meraih ridlo’ Allaah.” (Abu Tholib al-Makki)

Secara khusus, puasa (shaum) berarti menjaga enam organ badan, yaitu:
(1) menjaga pandangan dari melihat sesuatu yang tidak pantas (maksiat);
(2) menjaga pendengaran darisesuatu yang haram; dosa atau pembicaraan yang bathil;
(3) menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak berguna;
(4) menjaga hati dari niat buruk dan pikiran yang menyimpang, serta menanggalkan angan-angan yang tiada bermanfa’at;
(5) menjaga tangan dari sesuatu yang haram; dan 
(6) menjaga kaki dari melangkah ke tempat yang tidak diperintahkan, tidak dianjurkan, dan menyimpang dari kebaikan.

Barangsiapa secara sukarela berpuasa dengan enam organ di atas, serta berbuka dengan dua organ yang lain, yaitu makan dan minum dengan mulut, atau bersenggama, di sisi Allaah dia adalah orang yang memperoleh keutamaan dalam puasanya. Sebab, dia termasuk orang-orang yang yakin (muuqiniin) dan menjaga hukum-hukum Allaah. 

Barangsiapa berbuka dengan enam organ ini, atau sebagiannya, dan berpuasa dengan dua organ yang lain, yakni perut dan kemaluan, dia tidak menyia-nyiakan hal-hal yang telah dijaganya. Namun, dalam pandangan ulama (ahli ma’rifat), orang ini tidak berpuasa, meskipun dia merasa dirinya telah berpuasa.

Abu Al-Darda’ berkata:
“Betapa indahnya tidur orang-orang bijaksana (akyaas), bagaimana mereka mencela sholat dan puasa orang-orang bodoh. Sungguh, secuil ketaqwaan lebih utama daripada segunung ibadah orang-orang yang terkelabui”

Tiga tingkatan orang yang berpuasa:
Perumpamaan orang yang berpuasa dengan menahan diri dari makan tetapi berbuka dengan melanggar perintah Allaah adalah seperti orang yang berwudlu’ dengan mengusap setiap organ badan sehingga sholatnya tidak sah akibat kebodohannya.

Sementara itu, perumpamaan orang yang berbuka dengan makan dan bersenggama, tetapi berpuasa dengan menahan organ-organ badannya dari melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang adalah seperti orang yang berwudlu dengan membasuh setiap organ tubuhya masing-masing sekali lalu mendirikan sholat. Dia kehilangan keutamaan dari bilangan dalam wudlu’. Lesuali dia menyempurnakan keridlo’an dengan mengerjakan kebajukan. Sholatnya diterima karena memenuhi hukum-hukumnya. Dengan demikian, dia berbuka dalam kelapangan, dan berpuasa dalam keutamaan.  

Sedangkan perumpamaan orang yang berpuasa dari makan dan bersenggama dan juga berpuasa dengan menahan enam organ tubuhnya dari perbuatan-perbuatan dosa adalah seperti orang yang berwudlu’ dengan membasuh setiap organ tubuhnya masing-masing tiga kali. Dengan demikian, dia telah menggabungkan fardlu’ dan keutamaan serta menyempurnakan perintah dan amalan sunnah. Dan dia termasuk orang-orang yang mengerjakan kebajikan (muhsiniin). Dalam pandangan ulama, dia adalah orang yang benar-benar berpuasa. Inilah puasa orang-orang yang dipuji dalam Al-Qur’an dengan sebutan orang-orang yang berakal (uluu-l al-baab).

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Puasa merupakan perisai selama tidak dirusak dengan dusta dan pergunjingan.”

Bisyr bin Al-Harits meriwayatkan bahwa Sufyan Al-Tsauri berkata, ‘Barang siapa bergunjing, ruskalah puasanya.’

Dan Al-Laits meriwayatkan bahwa Mujahid berkata, ‘Ada dua perbuatan yang merusak puasa, yaitu pergunjingan dan dusta.’

Sedangkan Jabir meriwayatkan bahwa Rosulullaah Saw. bersabda:
“Ada lima hal yang membatalkan puasa, yaitu dusta; pergunjingan; fitnah; sumpah palsu; dan pandangan yang disertai dorngan syahwat.”

Salam hadits lainnya, ‘Barangsiapa bergunjing, puasanya terkoyak. Dia harus menambal puasanya dengan istighfar.’

Dan sabda Rosulullaah Saw. bersabda:
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, Allaah tidak berhajat kepadanya meskipun dia tidak makan dan minum.”

Seorang ulama berkata, ‘Pada ssat dihisab, di antara manusia ada orang yang disempurnakan puasanya dari satu bulan Ramadlan dengan sepuluh dan dua puluh Ramadlam. Begitu juga ibadah-ibadah fardlu’ yang lain, yaitu sholat dan zakat. Jika didapati tidak sempurna, ibadah fardlu’ itu disempurnakan dengan ibadah-ibadah sunnah lainnya.’



Karena tujuan puasa bukanlah hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, melainkan menghindari perbuatan-perbuatan dosa, sebagaimana tujuan sholat bukanlah sekedar melaksanakan kewajiban, melainkan agar mencegah perbuatan keji dan munkar.

Karena Rosulullaah Saw. bersabda:
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta, Allaah tidak berhajat kepadanya meskipun dia tidak makan dan minum.”

Dan semoga kita tidak termasuk seperti yang disebutkan dalam hadits bahwa, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus dari puasanya.”

Semoga kita diberikan Allaah kekuatan untuk menjalankan puasa sebagaimana yang disunnahkan Rosulullaah Saw. dan puasa kita mendapat ridlo’ dari-Nya, amiin.

"Mohon ma'af lahir dan bathin."


Wassalaam wr.wb.

melati