Minggu, 29 November 2009

"Sudah Takutkah kita pada Allaah?"

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim,
Assalammu’alaikum wr.wb.

Saudarakuuu ngajiii yuuuk...
Temanya ‘Sudah Takut-kah kita pada Allaah?’ (1)

Dalam sebuah hadits Rosulullaah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allaah Swt telah menciptakan Malaikat dengan memiliki sayap di dunia timur dan sebuah sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah Arsy dan kedua kakinya di bawah bumi yang ke tujuh, juga mempunyai bulu sebanyak bilangan makhluk Allaah Swt. Lalu apabila ada
seorang laki-laki atau perempuan dari umatku mengucapkan sholawat kepadaku, maka Allaah Swt memerintahkan kepada Malaikat itu untuk menyelam ke dalam laut dari cahaya di bawah Arsy. Dari dalam laut, kemudian ia keluar dan mengibaskan sayapnya. Maka meneteslah percikan air dari setiap bulunya, dan Allaah Swt menjadikan setiap percikan air itu ampunan bagi dirinya (orang yang membaca sholawat) sampai hari kiamat.”

Firman Allaah Swt: 
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allaah, yakni takutlah kepada Allaah dan ta’atilah. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah dia perbuat untuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allaah. Sesungguhnya Allaah maha Mengetahui apa yang kamu perbuat, baik berupa kebaikan atau kejahatan.” 
 [QS. 59.Al-Hasyr : 18]

> Orang mu’min sejati adalah orang yang takut kepada Allaah Swt dengan semua anggota tubuhnya. Seperti apa yang telah dikatakan Abu Laits:

“Takut kepada Allaah Swt akan terlihat tanda-tandanya dalam tujuh macam hal,” yaitu:

1. Lidahnya, dia tentu akan mencegah dari berkata bohong, menggunjing, mengadu domba, membual dan perkataan tidak berguna. Lagi pula dia akan menjadikannya sibuk dengan zikir kepada Allaah Swt, membaca al-Qur’an dan memperbincangkan ilmu.

2. Hatinya, dia tentu akan mengeluarkan dari dalamnya peraaan bermusuhan, kebohongan, dan dengki terhadap kawan karena kedengkian akan menghapus segala kebaikan. Seperti apa yang disabdakan Rosulullaah Saw:

“Hasad (dengki) menghancurkan kebaikan sebagaimana api menghancurkan kayu bakar.”   Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya hasad itu penyakit hati.

3. Penglihatannya, dia tentu tidak akan memandang yang haram, baik makanan, miuman, pakaian, atau yang lain tidak memandang kepada dunia dengan keinginan, akan tetapi dia memandangnya dengan mengambil i’tibar, dan dia tidak akan memandang kepada sesuatu yang tidak halal baginya. Rosulullaah Saw bersabda:

“Barangsiapa yang memenuhi matanya dengan sesuatu yang haram, Allaah Swt akan memenuhi matanya besok hari kiamat dengan api neraka.”

4. Perutnya, dia tidak akan memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya, karena hal itu merupakan dosa besar. Rosulullaah Saw bersabda:

“Ketika sesuap dari sesuatu yang haram masuk dalam perut anak Adam, semua malaikat di bumi dan di langit memberi laknat padanya selama suapan itu berada dalam perutnya, dan kalau ia mati dalam keadaan begitu maka tempatnya adalah Jahanam.”

5. Tangannya,dia tidak akan meraih sesuatu yang haram, tetapi meraih sesuatu yang terdapat unsur taat Allaah di dalamnya. Diriwayatkan dari Ka’bil Ahbar, Rosulullaah Saw. berkata:

“Sesungguhnya Allaah Swt menciptakan perkampungan dari zabarjad hijau, di dalamnya terdapat seribu rumah, dan di dalam setiap rumah terdapat seribu buah kamar, tidak akan menempatinya kecuali seorang laki-laki yang disodorkan sesuatu yang haram padanya, lalu ia meninggalkannya karena takut pada Allaah Swt.”

6. Telapak kakinya, dia tidak akan berjalan di dalam kemaksiatan kepada Allaah tetapi berjalan di dalam ketaatan pada-Nya dan ridlo-Nya, serta ke arah pergaulan dengan ulama dan orang-orang sholeh.

7. Ketaatannya, dia tentu akan menjadikannya ketaatannya itu murni karena ridlo Allaah Swt dan dia khawatir akan riya’  dan kemunafikan.

Kalau dia telah melakukan semuanya itu, maka dia termasuk orang-orang yang difirmankan Allaah Swt:

“....dan kehidupan akhirat di sisi Tuhan-mu itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” [QS. Az-Zukhruf : 35]

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman dan mata air yang mengalir.” [QS. Al-Hijr] : 45  dan [QS. Az-Zariyaat] : 15

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga dan kenikmatan.” [QS. Ath-Thuur] : 17

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman.”
  [QS. Ad-Dukhan] : 51

Jelas Allaah mengatakan bahwa: ‘Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu akan selamat dari neraka kelak di hari kiamat.’
“Dan Allaah tidak pernah mengingkari janji.”
Dan sudah seharusnya seorang mu’min itu berada di antara kekhawatiran dan harapan. Dia harus mengharapkan rahmat Allaah dan tidak boleh putus asa dari rahmat-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
“Janganlah berputus asa dari rahmat Allaah” [QS. Az-Zumar] : 53

Ada sebuah kisah diceritakan bahwa

: “Suatu ketika Nabi Daud as sedang duduk di dalam suraunya sambil membaca Kitab Zabur, tiba-tiba beliau melihat seekor ulat merah di tanah. Beliau berkata pada dirinya, ‘Apa yang dikehendaki Allaah dengan ulat ini? ’ Lalu Allaah mengizinkan ulat itu untuk mampu berbicara dan berkatalah: ‘Hai Nabi Allaah, apabila siang, Allaah mengilhamkan padaku untuk membaca “Subhanallaah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar’ setiap hari seribu kali. Dan apabila malam Allaah mengilhamkan padaku untuk membaca ‘Allaahumma sholli ‘ala Muhammad annabiyyil ummiyyi wa ala ‘alihii wa shohbihi wasalliim’ setiap malam seribu kali. Lalu engkau apa yang engkau katakan agar aku bisa mendapatkan faedah darimu?’ Menyesallah Daud as telah meremehkan ulat itu, dia takut kepada Allaah Swt, lalu bertaubat dan berserah diri kepada-Nya.”


“Nabi Ibrahim Al-Khalil as ketika ingat kesalahannya, dia menjadi tidak sadarkan diri dan kegoncangan hatinya terdengar dari jarak satu mil. Allaah mengutus kepada Jibril agar mendatanginya. Jibril berkata kepadanya, ‘Tuhan Yang Maha Perkasa memberi salam untukmu dan berfirman, ‘Apakah engkau melihat seorang kekasih takut kepada kekasihnya?.’ Ibrahim as berkata, ‘Hai Jibril apabila aku mengingat kesalahanku dan aku berfikir tentang siksa-Nya, lupalah aku terhadap hubungan dengan kekasihku.”  

Itulah sifat-sifat para Nabi, Wali, orang sholeh dan orang yang zuhud. Dan marilah kita koreksi diri kita masing-masing, introspeksi, sudahkah kita menjadi orang yang bertaqwa? Apa sebenarnya syarat menjadi orang yang bertaqwa, cukupkah dengan sholat dan saum saja?

‘Hasiibu anfusakum qoblaa an tuhassabu (hisablah dirimu sebelum kau dihisab)."

Semoga bermanfa'at

Wassalammu'alaikum Wr.Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar