Sabtu, 24 April 2010

Wasiat Rosul Ihwal Mengingat mati"

Bismillaahir Rohmaanir Rohiim

Allohummasholli 'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad

"Wasiat Rosul Ihwal Mengingat mati"

Rosulullaah Saw. bersabda:

“Lima kali sehari, malaikat maut berhenti di depan pintu rumah. Jika ia mendapati manusia telah habis makannya dan datang ajalnya, didatangkan padanya kesusahan mati. Maka kesusahannya pun menyelubunginya dan sekaratnya menyengsarakannya. Keluarganya mengurai rambut mereka, memukul-mukul wajah mereka, menangisi karena kesedihan mereka, dan berteriak karena kecelakaan mereka. Lalu malaikat maut berkata, ‘Celakalah kalian karena ketakutan dan keputusasaan. Aku tidak akan menghilangkan rezeki siapa pun dari kalian, tidak mendekatkan ajal baginya, tidak mendatanginya hingga aku diperintahkan, dan tidak mencabut ruhnya hingga aku diajak berkonsultasi. Sungguh aku kembali pada kalian, kemudian kembali hingga aku tinggalkan siapa pun di antara kalian.”


Maka Rosulullah Saw. bersabda lagi:
“Demi jiwa Muhammad yang berada dalam kekuasaan-Nya, kalau mereka melihat tempatnya dan mendengar perkataannya, niscaya mereka lupa pada mayit dan berhenti menangisinya. Apabila mayit itu dibawa di atas usungannya, ruhnya pun mengepak-ngepak di atas usungan itu, dan berkata, ‘Wahai keluargaku, wahai anakku, janganlah dunia mempermainkan kalian seperti ia telah mempermainkanku. Aku kumpulkan harta halal dan haram, kemudian aku tinggalkan untuk selainku. Maka kesenangan baginya dan kesusahan bagiku. Berhati-hatilah kalian agar tidak ditimpa seperti apa yang menimpaku’.” 

Untuk itu Rosulullaah Saw. pun bersabda:
“Dunia adalah kampung bencana, tempat kediaman yang tidak tetap dan menyusahkan. Telah dicabut darinya jiwa orang-orang yang berbahagia, dan dilepaskan dengan paksa dari tangan-tangan bencana. Manusia paling berbahagia adalah yang paling membencinya (dunia), dan manusia yang paling celaka adalah yang paling mencintainya. Ia menipu orang yang meminta nasihatnya, menyesatkan orang yang menaatinya, dan memperdayakan orang yang tunduk padanya. 
Berjayalah orang yang berpaling darinya, dan binasalah orang yang mencintainya. Berbahagialah seorang hamba yang di dalamnya merasa takut kepada Tuhannya, yang menasihati dirinya, mendahulukan tobatnya, dan mengakhirkan keinginan rendahnya serta bersedia dilemparkan oleh dunia ke akhirat. Lalu ia berada dalam kesepian dan kegelapan. Ia tidak dapat menambah kebaikan dan mengurangi kejelekan. Kemudian, ia dihidupkan dan dikumpulkan serta dimasukka ke dalam surga yang kekal kenikmatannya atau neraka yang tidak terelakkan siksanya.” 

“Wahai manusia, panjang angan-angan mendahului berakhirnya ajal. Akhirat adalah simpanan amal. Orang yang bergembira dengan apa yang telah dikumpulkan bakal beruntung. Orang yang bersedih dengan apa yang telah hilang pasti akan menyesal.”

“Wahai manusia, ketamakan adalah kefakiran, pengetahuan adalah kekayaan, qona’ah adalah ketenangan, ‘uzlah adalah ibadah, amalan bahagiakan apa yang telah berlalu dari duniamu dengan panjangnya dahan-dahan pohon kurmaku ini. Yang tersisa darinya sama dengan yang berlalu, seperti air dengan air, semuanya cepat habis dan segera hilang. Bersegeralah kalian dalam lambatnya tarikan nafas dan didapatkannya pakaian sebelum diambil hembusannya dan tidak berguna penyesalan.”

Semoga bermanfa'at

Wassalaam