Senin, 24 Agustus 2009

KISAH IBLIS SEBAGAIMANA YANG DICERITAKAN ROSULULLAAH SAW

> Saudaraku, saya mencoba menuliskan tentang kisah percakapan antara Rosulullaah Saw dengan Iblis jahanam, Insya Allaah banyak yang dapat kita petik dari sini, selamat membaca buat yang belum tahu.
> Segala puji bagi Allaah Tuhan semesta alam. Sholawat dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang ummi, Muhammad Saw dan kepada keluarganya yang bersih serta seluruh sahabatnya yang mulia.

> Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra, dari Ibnu Abbas ra yang berkisah : “Kami bersama Rosulullaah Saw di rumah seorang sahabat Anshor, di mana saat itu kami di tengah-tengah jama’ah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, ‘Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku.” 
> Rosulullah Saw bertanya kepada para jama’ah, “Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil di luar?”
> Mereka menjawab, “Tentu Allaah dan Rosul-Nya lebih tahu.”
Lalu Rosulullaah Saw menjelaskan, “ini adalah iblis terkutuk – semoga Allah Swt senantiasa melaknatnya.”
> Kemudian Umar ra meminta izin kepada Rosulullaah sembari berkata, “Ya Rosulullaah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?”
> Beliau menjawab: “Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk makhluk yang tertunda kematiannya sampai batas yang telah diketahui (hari kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintah untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang ia ucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian?”
> Ibnu Abbas berkata: “Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah matanya. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah ke atas (tidak kesamping). Sedangkan kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar saperti taring babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau. Ia datang sambil memberi salam. “Assalammu’alaikum ya Muhammad, Assalammu’alaikum ya jamaa’atal-muslimin.” Kata Iblis.
> Nabi menjawab,” Assalamu lillaah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allaah wahai makhluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu tersebut eahai Iblis?” 
> “Wahai Muhammad, saya datang ke sini bukan atas kemauanku sendiri, tapi saya datang ke sini karena terpaksa,” tutur Iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang ke sini wahai makhluk terkutuk?” tanya Rosulullaah. 
> Iblis menjawab: “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allaah Swt memerintahkanmu untuk datang kepada Muhammad Saw sementara engkau adalah makhluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anah cucu Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allaah, jika engkau menjawabnya dengan bohong , meskipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allaah jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang.” Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawabnya dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku dari pada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku.”
> Rosulullaah mulai melemparkan pertanyaan kepada Iblis, “Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?”
> Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
> “Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?” tanya Rosulullaah.
> “Seorang pemuda yang bertaqwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allaah Swt.” jawab Iblis.
> “Siapa lagi?”, tanya Rosulullaah.
> “Orang ‘alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab Iblis.
> “Siapa lagi?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, hadats kecil, dan najis), tutur Iblis.
> “Siapa lagi?” tanya Rosulullaah.
> “Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluh akan penderitaan yang dialaminya.” jawab Iblis.
> “Lalu darimana engkau tahu kalau ia bersabar.?” tanya Rosulullaah.
> “Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada makhluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas Iblis.
> “Lalu siapa lagi wahai Iblis?” tanya Rosul.
> “Orang kaya yang bersyukur,” tutur Iblis.
> “Lalu apa yang bisa memberitahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?” tanya Rosulullaah.
> “Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya,” tutur Iblis.
>“Bagaimana kondisimu bila ummatku menegakkan sholat?” tanya Rosulullaah.
> “Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab Iblis.
> “Bagaimana kondisimu jika ummatku menjalankan sholat?” tanya Rosulullaah.
> “Sesungguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allaah sekali sujud, maka Allaah akan mengangkatnya satu derajat (tingkat). Apabila ia berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,” jawab Iblis.
> “Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan Iblis)?” tanya Rosulullaah.
> “Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan. Dengan sedekah itu, Allah akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan disenangi di kalangan makhluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allaah akan mejadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit,” tutur Iblis menjelaskan.
> “Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?” tanya Rosulullaah.
> “Ia sewaktu jahiliyyah saja tidak pernah ta’at kepadaku, apalagi setelah masuk Islam,” tutur Iblis.
> “Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rosulullah.
> “Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya,” jawab Iblis.
> “Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Tholib?” tanya Rosulullaah.
> “Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali,” tutur Iblis.
> “Segala puji bagi Allaah yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang telah ditentukan,” tutur Rosulullaah.
> “Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak akan mati sampai pada waktu yang telah ditentukan.” Jawab Iblis.
> “Siapa menurut engkau hamba-hamba Allaah yang mukhlis itu?” tanya Rosul
> Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allaah Swt. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allaah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu tadi. Dan apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang [aling besar? Apakah engkau tidak tsahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Di antara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Di antara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan ara apa pun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allaah dengan tidak ikhlas,sementara mereka tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allaah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan do’anya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti untuk menggodanya sehingga ia sampai berbuat zina dengan seorang peempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allaah dalam Kitab-Nya dengan firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Al-Hasyr (59) ayat 16, yang artinya: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia: ‘Kafirlah kamu,’ maka tatkala manusia itu telah jafir ia berkata, ‘Sesubgguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allaah, Tuhan semesta alam.”
> Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah orang yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barang siapa bersumpah atas Nama Allaah, dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas Nama Allaah, ‘Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua.’ Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah santapan dan kesukaanku. Kesaksian palsu (dusta) adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barang siapa bersumpah untuk menceraikan istrinya (talak), maka hampir tidak bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikata itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
> Wahai Muhammad, sesungguhnya di antara ummatmu ada orang yang suka menunda-nunda sholatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan sholat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, ‘Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan.’ Sehingga ia menunda sholatnya, dan kemudian sholat di luar waktunya. Akibatnya dengan sholat yang dikerjakan di luar waktunya itu akan dipukulkan di kepalanya oleh Allaah. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan sholat. Ketika dalam sholatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri.’ Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap di depan matanya sembari berkata,’Engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya.’
> Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam sholatnya, Allaah akan memukul kepalanya dengan sholatnya tersebut. Kalau dalam sholat ia sanggup mengalahkan saya. Sementara ia sholat sendirian, maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan sholat seperti ayam yang mencocok benih-benih jagung untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan sholat berjama’ah, maka saya kalungkan rantai di lehernya. Ketika ia sedang ruku’ saya tarik kepalanya ke atas sebelum imam bangun dari ruku’ dan saya turunkan sebelum imam turun. 
> Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan sholat seperti itu, maka batal sholatnya, dan di hari Kiamat nanti Allaah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai. Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang sholat, karenanya ia termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku, padahal ia sedang sholat. Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tutup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang sholat. Kalau ia tidak mampu menutup mulutnya dengan tangannya maka setanpun masuk ke dalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan ta’at kepadaku. 
> Bagaimana ummatmu bisa berbahagia wahai Muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan sholat, dan saya berkata kepadanya, ‘sholat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allaah.’ Saya pun berkata kepada orang yang sakit, ‘Tinggalkan sholat, karena sholat bukanlah kewajibanmu. Sholat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allaah sudah berfirman, “...........dan tidak mengapa bagi orang-orang yang sedang sakit.....” (QS. An-Nuur/24: 61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan sholat.’ Akhirnya ia mati dalam keadaan (kondisi) kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan sholat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allaah dengan dimurkai.
> Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allaah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, semenara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?”
> Kemudian Rosulullaah meneruskan pertanyaannya, “Wahai makhluk terkutuk, siapa teman dudukmu?”
> “Orang-orang yang suka makan riba,” jawab Iblis.
> “Lalu siapa teman dekatmu?” tanya Rosulullaah kembali.
> “Orang yang berzina,” jawabnya.
> “Siapa teman tidurmu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang mabuk,” jawabnya.
 > “Siapa tamumu,” tanya Rosulullaah.
> “Pencuri,” jawabnya.
> “Siapa utusanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Tukang sihir,” jawabnya.
> “Apa yang menyenangkan pandanganmu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang bersumpah dengan talak,” jawab Iblis.
> “Siapa kekasihnu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang meninggalkan sholat Jum’at,” jawabnya.
> “Wahai makhluk yang terkutuk, apa yang menyebabkan punggungmu patah?” tanya Rosulullah.
> “Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allaah,” jawabnya.
> ”Apa yang menyebabkan tubuhnu meleleh?” tanya Rosul.
> “Tobatnya orang yang bertobat,” jawabnya.
> “Apa yang membuat hatimu panas?” tanya Rosulullaah.
> “Banyaknya istighfar kepada Allaah, baik di malam atau siang hari,” jawabnya.
> “Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?” tanya Rosulullah.
> “Sedekah secara rahasia,” jawabnya.
> “Apa yang menjadikan matamu buta?” tanya Rosul.
> “Sholat di waktu sahur,” jawabnya.
>“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?” tanya Rosulullaah.
> “Memperbanyak sholat berjama’ah,” tuturnya.
> “Siapa orang yang paling bisa membahagiakanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Orang yang suka meninggalkan sholatnya,” tuturnya.
> “Siapa orang yang paling celaka menurut engkau?” tanya Rosulullaah.
> “Orang-orang yang kikir,” jawabnya.
> “Apa yang menyita pekerjaanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Majelis orang-orang mu’min,” jawabnya.
> “Bagaimana cara engkau makan?” tanya Rosulullah.
> “Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku,” jawabnya.
> “Di mana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu di waktu panas?” tanya Rosulullaah.
> “Di bawah kuku manusia,” jawabnya.
> “Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?” tanya Rosulullaah.
> “Sepuluh macam,” jawabnya.
> “Apa saja itu wahai makhluk terkutuk?” tanya Rosulullaah.
> Iblis pun menjawabnya, “Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Tuhan mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allaah yang artinya: “Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.” ([QS. Al-Isro’/17: 64)  
> Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allaah dari setan yang terkutuk. 
> Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allaah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan ta’at kepadaku. Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allaah dalamAl-Qur’an Surat Al-Isra’ /17 ayat 64, yang artinya: “Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.”
> Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka sya’ir adalah Al-Qur’anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah panggilan adzanku. Saya memohon agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang yang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qodariyyah menjadi teman-teman yang membantuku. Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku, ia kemudian membaca firman Allaah yang artinya, “Sesungguhnya pemboros-pewmboros itu adalah saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’/17 ayat 27)
> Rosulullaah Saw berkata kepadanya, ‘Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allaah tentu aku tidak akan membenarkanmu.”  
 > Lalu Iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allaah agar saya bisa melihat anak cucu Adam, sementara mereka tidak dapat melihatku. Kemudian Allaah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan ke mana pun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allaah Swt berfirman kepadaku, “Engkau bisa melakukan apa yang kau minta.” Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak dari pada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat.
> Saya memiliki anak yang saya beri nama ‘Atamah.’ Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan sholat Atamah (Isya’). Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur lebih dahulu sebelum menjalankan sholat. Saya juga punya anak yang saya beri nama ‘Mutaqadhi.’ Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan di tengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allaah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahalanya. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Saya punya anak lagi yang bernama ‘Kuhyal,’ di mana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika Khotib sedang berkhutbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tdak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikit pun untuk selamanya.
> Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Di mana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan tanganmu.’ Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya. 
> Wahai Muhammad, sesungguhnya saya tidak dapat menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan menganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bimi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain Allaah dan Muhammad adalah Utusan-Nya.’ Tidak akan ada lagi orang yang sholat dan berpuasa. Sebagaimana engkau ya Mihammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Tuhan. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (hujjah) Tuhan terhadap makhluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah di cap oleh Allaah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia olah Allaah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allaah sejak dalam perut ibunya pula.”
> Kemudian Rosulullaah membacakan firman Allaah yang artinya: “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (QS. Huud/11 ayat 118-119)
> Kemudian beliau melanjutkan dengan firman Allaah yanng lain:
“Dan adalah ketetapan Allaah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.” (QS. Al-Ahzaab: 38).
> Lantas Rosulullaah Saw berkata lagi kepada iblis, “Wahai Abu Murrah (Iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allaah, sementara saya akan menjaminmu masuk Syurga?”
> Ia lantas menjawab, “Wahai Rosulullah, ketentuan telah memutuskan dan Kalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Tuhan yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khotib para penduduk syurga. Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang yang celaka dan khotib para penduduk neraka. Saya adalah makhluk yang celaka dan terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya.”
> Segala puji bagi Allaah Tuhan semesta alam, awal dan akhir, dlahir dan bathin. Dan semoga sholawat dan salam sejahtera tetap kepada seorang Nabi yang ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan Para Nabi. ‘Shodakallaahul ‘adziim.’ (Dikutip dari Buku ‘Misteri kun’ Syajarotul kaun, oleh Ibnu ‘Arobi as) 

Wassalammu’alaikum wr.wb.
melati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar